Connect with us

PerisaiDigital

Serangan Siber di Perbankan Meningkat, OJK Soroti Motif Baru dan Sasaran Supply Chain

Published

on

Rifinet.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa serangan siberdi industri perbankan terus meningkat, dengan motif yang semakin beragam, mulai dari iseng hingga untuk mendanai kegiatan politik.

Kepala OJK Regional 1 Jabodebek dan Banten, Roberto Akyuwen, menyatakan bahwa pelaku kejahatan siberkini tidak hanya mengincar uang tebusan, tetapi juga mampu mengganggu sistem perbankan untuk tujuan lain.

“Motif serangan siber semakin kompleks. Selain keuntungan finansial pribadi, ada indikasi bahwa dana hasil kejahatan siberdigunakan untuk membiayai kegiatan politik,” ungkap Roberto dalam keterangan resmi pada Rabu (10/7).

Roberto juga menyoroti pergeseran target serangan siber, yang kini tidak hanya berfokus pada pengguna akhir atau sistem inti bank, tetapi juga menyasar rantai pasokan (supply chain). “Semakin kompleksnya sistem perbankan membuat kita lebih terekspos terhadap risiko serangan siber,” tambahnya.

OJK mencatat bahwa serangan siber di sektor keuangan hampir tiga kali lebih banyak dibandingkan industri lainnya. Hal ini mendorong peningkatan biaya keamanan siber bagi perbankan, yang diperkirakan akan naik lebih dari 40% pada tahun 2025.

Advertisement

Untuk menghadapi ancaman ini, perbankan didorong untuk meningkatkan penggunaan teknologi keamanan seperti biometrik dan token, serta memperkuat otentifikasi dan pengendalian akses, terutama pada layanan digital yang semakin diminati nasabah.

“Keamanan siber menjadi prioritas utama bagi perbankan. Selain melindungi aset dan data nasabah, hal ini juga penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan,” tegas Roberto.