Connect with us

RuangMaya

Indonesia Jadi Penonton TikTok Terbanyak, Kalahkan AS dan Rusia

Published

on

Rifinet.com, Jakarta – Indonesia telah dinobatkan sebagai penonton TikTok terbanyak di dunia, mengungguli Amerika Serikat dan Rusia. Platform media sosial berbasis video pendek ini telah mencuri hati masyarakat Indonesia, terbukti dengan jumlah pengguna yang mencapai angka fantastis, yaitu 157,6 juta pengguna. Data ini dirilis oleh Oberlo pada 29 Oktober 2024 dan menempatkan Indonesia di posisi puncak, mengukuhkan dominasinya di platform yang identik dengan konten kreatif dan menghibur ini.

Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih dalam, mengingat perjalanan TikTok di Indonesia tidak selalu mulus. Pada tahun 2018, TikTok sempat diblokir sementara oleh pemerintah Indonesia karena alasan konten negatif. Namun, pemblokiran tersebut tidak menyurutkan antusiasme masyarakat. Setelah melalui proses penyesuaian dan peningkatan sistem moderasi konten, TikTok kembali hadir dan berhasil meraih popularitas yang luar biasa.

Popularitas TikTok di Indonesia didorong oleh beberapa faktor. Pertama, kemudahan penggunaan platform ini menjadi daya tarik utama. TikTok menawarkan antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan, bahkan bagi pengguna yang baru mengenal media sosial. Fitur-fitur editing video yang intuitif memungkinkan siapapun untuk berkreasi dengan mudah, tanpa perlu keahlian khusus.

Kedua, konten yang menghibur dan beragam menjadi magnet bagi pengguna. TikTok dipenuhi dengan konten video pendek yang menghibur dan beragam, mulai dari komedi, musik, tarian, tutorial, hingga informasi. Algoritma TikTok yang canggih mampu menyajikan konten yang relevan dengan minat pengguna, sehingga meningkatkan engagementdan waktu penggunaan.

Ketiga, TikTok telah melahirkan komunitas kreator yang aktif dan kreatif. Banyak pengguna yang terinspirasi untuk membuat konten original dan mengekspresikan diri melalui platform ini. Hal ini menciptakan siklus positif, di mana semakin banyak konten kreatif yang diproduksi, semakin banyak pula pengguna yang tertarik untuk bergabung dan berpartisipasi.

Advertisement

Keempat, aksesibilitas TikTok yang tinggi turut berperan dalam peningkatan jumlah pengguna. TikTok dapat diakses dengan mudah melalui smartphone, yang merupakan perangkat dominan di Indonesia. Dengan demikian, siapapun dapat mengakses TikTok kapanpun dan di manapun, selama terhubung dengan internet.

Kelima, pandemi COVID-19 dan pembatasan sosial yang diberlakukan turut mendorong penggunaan TikTok. Selama masa tersebut, TikTok menjadi salah satu sarana hiburan dan interaksi sosial yang populer. Masyarakat beralih ke platform digital untuk mengatasi rasa bosan dan terhubung dengan orang lain, dan TikTok menjadi salah satu pilihan utama.

Data Oberlo juga menunjukkan bahwa Amerika Serikat menempati posisi kedua dengan 120,5 juta pengguna. Popularitas TikTok di AS meningkat pesat setelah mengakuisisi Musical.ly pada tahun 2018. Akuisisi ini memperluas pangsa pasar TikTok dan membawa fitur-fitur baru yang menarik bagi pengguna muda. Brasil menyusul di posisi ketiga dengan 105,3 juta pengguna. Negara-negara lain yang masuk dalam 10 besar adalah Meksiko, Vietnam, Pakistan, Filipina, Rusia, Thailand, dan Bangladesh.

Tingginya penggunaan TikTok di Indonesia menimbulkan berbagai dampak, baik sosial maupun ekonomi. Di sisi sosial, TikTok telah menjadi bagian integral dari budaya populer di Indonesia. Platform ini mempengaruhi tren, bahasa gaul, dan gaya hidup anak muda. TikTok juga memberikan ruang bagi individu untuk mengekspresikan diri, membangun komunitas, dan mencapai popularitas.

Di sisi ekonomi, TikTok telah menciptakan peluang ekonomi baru, terutama di bidang content creation dan digital marketing. Banyak kreator TikTok yang berhasil menghasilkan pendapatan melalui endorsement, live streaming, dan program afiliasi. TikTok juga menjadi platform yang efektif bagi bisnis untuk menjangkau target pasar dan mempromosikan produk.

Advertisement

Namun, di balik popularitasnya, TikTok juga dihadapkan pada berbagai tantangan di Indonesia. Salah satunya adalah penyebaran konten negatif. Meskipun telah meningkatkan sistem moderasi, TikTok masih rentan terhadap penyebaran konten negatif, seperti hoax, ujaran kebencian, dan pornografi.

Tantangan lainnya adalah keamanan data. Seperti platform media sosial lainnya, TikTok mengumpulkan data pengguna. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan dan privasi data pribadi. Selain itu, penggunaan TikTok yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, seperti kecanduan, kecemasan, dan depresi.

Data dari sumber lain juga menyoroti dominasi TikTok di Indonesia. Laporan Digital 2024 dari DataReportal menunjukkan bahwa TikTok adalah platform media sosial terpopuler kedua di Indonesia setelah YouTube, dengan jumlah pengguna aktif bulanan mencapai 109,9 juta. Laporan “Digital 2024” dari We Are Social dan Hootsuite mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia menghabiskan rata-rata 2 jam 22 menit per hari di TikTok.

Data-data ini menunjukkan bahwa TikTok telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital masyarakat Indonesia. Platform ini tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga untuk berinteraksi, mencari informasi, dan berbisnis.

Indonesia telah menahbiskan diri sebagai raja TikTok di dunia. Fenomena ini merupakan refleksi dari tingginya adopsi teknologi digital dan kreativitas masyarakat Indonesia. Ke depan, TikTok diprediksi akan terus berkembang dan memainkan peran yang semakin penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi Indonesia. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan TikTok yang bijak dan bertanggung jawab adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko dari platform ini. (nova/fine)

Advertisement