SangPendiri
Elon Musk Rebutan Spektrum Satelit dengan Taipan India
Rifinet.com, Jakarta– Perang bintang antara dua raksasa teknologi, Elon Musk dan Mukesh Ambani, kini berkecamuk di langit India. Reliance Jio, perusahaan telekomunikasi milik orang terkaya di Asia, Mukesh Ambani, melancarkan protes keras terhadap Otoritas Regulasi Telekomunikasi India (TRAI) terkait alokasi spektrum pita lebar satelit kepada Starlink, perusahaan internet satelit milik Elon Musk. Konflik ini bukan hanya sekedar perebutan sumber daya langka di orbit, tapi juga mencerminkan ambisi besar kedua miliarder untuk mendominasi industri telekomunikasi masa depan.
Akar permasalahan terletak pada perbedaan penafsiran terhadap regulasi telekomunikasi di India. Starlink, yang telah beroperasi di India sejak akhir 2022, mendapatkan alokasi spektrum frekuensi 28,5 GHz dan 27,5 GHz secara administratif dari TRAI. Reliance Jio menilai hal ini tidak adil dan menuntut agar alokasi spektrum dilakukan melalui lelang yang terbuka dan transparan. Mereka berargumen bahwa hukum telekomunikasi India tidak memiliki ketentuan khusus untuk layanan pita lebar satelit yang ditujukan kepada pengguna individu atau rumahan, sehingga skema lelang adalah mekanisme yang paling sesuai.
Lebih lanjut, Reliance Jio mencurigai adanya perlakuan istimewa yang diberikan TRAI kepada Starlink dan Project Kuiper milik Amazon. Kedua perusahaan tersebut mendapatkan alokasi spektrum secara administratif, sementara pemain lokal seperti Reliance Jio diharuskan melewati proses lelang yang lebih rumit dan mahal. Hal ini dinilai dapat menghambat pertumbuhan industri telekomunikasi India dan menciptakan monopoli bagi perusahaan asing.
Dalam suratnya kepada Menteri Telekomunikasi India, Jyotiraditya Scindia, Reliance Jio menuding TRAI telah melakukan “penafsiran pre-emptif” untuk memuluskan alokasi spektrum kepada Starlink. “TRAI tampaknya telah menyimpulkan, tanpa dasar apa pun, bahwa penugasan spektrum harus bersifat administratif,” tulis Kapoor Singh Guliani, pejabat senior urusan regulasi di Reliance Jio. Mereka menuntut agar proses alokasi spektrum dimulai kembali dengan skema lelang yang transparan dan adil.
Di sisi lain, Starlink berargumen bahwa alokasi spektrum secara administratif sudah sesuai dengan regulasi yang ada. Mereka menekankan bahwa layanan internet satelit mereka akan memperluas akses internet di India, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil yang belum terjangkau oleh infrastruktur internet terestrial. Starlink juga menjanjikan investasi besar-besaran di India dan penciptaan lapangan kerja baru.
Sementara itu, Reliance Jio juga tidak tinggal diam. Mereka telah membentuk perusahaan patungan dengan SES, sebuah perusahaan satelit global yang berbasis di Luksemburg, untuk meluncurkan layanan internet satelit mereka sendiri. Pada Juni 2024, perusahaan patungan tersebut, yang bernama Orbit Connect India, mendapatkan persetujuan dari regulator antariksa India, IN-SPACe, untuk mengoperasikan satelit di atas India. Meskipun masih memerlukan persetujuan lebih lanjut dari departemen telekomunikasi, hal ini menunjukkan keseriusan Ambani dalam memperebutkan ceruk pasar internet satelit di India.
Persaingan antara Musk dan Ambani ini diperkirakan akan semakin memanas dalam beberapa tahun mendatang. Keduanya adalah figur yang sangat ambisius dan memiliki sumber daya yang besar untuk mewujudkan visi mereka. Musk, dengan SpaceX dan Starlink, berambisi untuk mendominasi industri luar angkasa dan internet satelit global. Ambani, dengan Reliance Jio, telah merevolusi industri telekomunikasi di India dan kini berusaha memperluas jangkauannya ke luar angkasa.
Persaingan ini tentu saja akan memberikan dampak yang signifikan bagi industri telekomunikasi di India. Di satu sisi, konsumen akan diuntungkan dengan meningkatnya pilihan layanan internet satelit dan potensi penurunan harga. Di sisi lain, persaingan yang tidak sehat dapat merugikan pemain lokal dan menghambat pertumbuhan industri dalam jangka panjang.
Pemerintah India memiliki peran penting dalam menciptakan iklim persaingan yang sehat dan mendukung pertumbuhan industri internet satelit. Regulasi yang jelas, transparan, dan adil sangat dibutuhkan untuk menjamin bahwa semua pemain memiliki kesempatan yang sama untuk berkompetisi. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan bahwa perkembangan internet satelit dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat India, terutama dalam meningkatkan akses internet di wilayah pedesaan dan terpencil.
Perang bintang antara Musk dan Ambani di India baru saja dimulai. Babak selanjutnya dari persaingan epik ini pastinya akan sangat menarik untuk disaksikan. Akankah Musk dengan Starlink-nya berhasil mendominasi pasar internet satelit di India? Atau akankah Ambani dengan Reliance Jio-nya mampu mempertahankan kekuasaannya di negeri Bollywood tersebut? Hanya waktu yang akan menjawabnya. (nova/fine)