CakrawalaTekno
Robotaxi Tesla ‘Cybercab’ Tuai Kritik, Saham Tesla Anjlok 9%
Rifinet.com, Jakarta– Tesla, perusahaan yang identik dengan inovasi dan teknologi futuristik di bawah kepemimpinan Elon Musk, kembali mencuri perhatian publik dengan meluncurkan robotaxi “Cybercab”. Kendaraan ini digadang-gadang sebagai ‘pembunuh’ driver online karena kemampuannya beroperasi secara otonom tanpa pengemudi.
Namun, ekspektasi publik akan sebuah inovasi revolusioner justru berubah menjadi sorotan tajam yang dipenuhi kritik. Pasalnya, desain futuristik Cybercab yang hanya mampu menampung dua penumpang dengan pintu sayap ala mobil sport dianggap tidak fungsional dan memicu pertanyaan tentang prospek bisnisnya.
Kekecewaan investor dan pengamat otomotif pun tercermin dari penurunan harga saham Tesla hingga 9% pada perdagangan Jumat (11/10/2024). Harga saham Tesla anjlok dari US$ 238,77 menjadi US$ 217.80 per lembar pasca peluncuran Cybercab.
Salah satu kritik utama tertuju pada kapasitas Cybercab yang terbatas. “Ketika Anda berbicara soal taksi, Anda otomatis membayangkan kendaraan yang bisa membawa lebih dari 2 penumpang,” kata Jonathan Elfalan, direktur pengujian kendaraan untuk situs otomotif Edmunds. “Membuat robotaxi hanya dengan 2 tempat duduk sangat membingungkan.”
Sandeep Rao, peneliti senior di Leverage Shares, perusahaan manajemen investasi dengan aset lebih dari US$ 1 miliar yang juga berinvestasi di Tesla, menambahkan bahwa pasar untuk robotaxi dua tempat duduk akan sangat terbatas. Data firma analitik J.D Power menunjukkan bahwa penjualan mobil dua pintu di AS, termasuk SUV dan pickup, hanya meraup 2% dari total penjualan mobil.
Selain kapasitas, investor juga mengkritisi ketidakjelasan Tesla mengenai perencanaan keuangan dan strategi pemasaran Cybercab. Elon Musk, CEO Tesla, hanya menyebutkan target harga produksi di bawah US$ 30.000 (Rp 467 jutaan) dan prediksi penghematan operasional sekitar 20 sen per mil.
Musk tidak memberikan informasi detail tentang kapasitas produksi massal Cybercab, timeline perizinan dari regulator, maupun strategi bersaing dengan kompetitor seperti Waymo, robotaxi milik Alphabet yang telah lebih dulu beroperasi di jalanan Amerika Serikat.
Kehadiran Cybercab juga dinilai terlambat. Di China, berbagai produsen otomotif telah gencar melakukan uji coba robotaxi. Kondisi ini menempatkan Tesla pada posisi yang cukup sulit untuk merebut pangsa pasar robotaxi yang semakin kompetitif.
Meskipun menuai banyak kritik, ada juga pihak yang menyambut positif peluncuran Cybercab. Dan Ives, analis Wedbush, menilai peluncuran Cybercab bukanlah sebuah kekecewaan. “Kami sangat tidak setuju dengan anggapan bahwa tadi malam adalah sebuah kekecewaan karena kami akan berpendapat sebaliknya jika melihat Cybercab dengan mata kepala sendiri,” ujarnya.
Namun, Morgan Stanley, meskipun mempertahankan peringkat Overweight untuk saham Tesla, mengantisipasi potensi tekanan turun karena kekecewaan pada minimnya detail informasi yang diberikan selama acara peluncuran.
RBC Capital tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang Tesla, terutama terkait robotaxi dan robot humanoid, dan mempertahankan peringkat Outperform.
Di samping Cybercab, Tesla juga memperkenalkan Robovan, sebuah bus otonom dengan kapasitas hingga 20 penumpang. Namun, Tesla belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai rencana produksi massal Robovan.
Kehadiran Robovan diharapkan dapat menjawab kebutuhan pasar akan robotaxi dengan kapasitas lebih besar. Namun, seperti halnya Cybercab, Robovan juga harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk mendapatkan izin operasional dari regulator dan memastikan keamanan serta keandalan teknologi otonomnya.
Peluncuran Cybercab dan Robovan menandai langkah awal Tesla dalam menjajaki pasar robotaxi. Keberhasilan Tesla di pasar ini akan bergantung pada kemampuan mereka untuk mengatasi berbagai tantangan dan memenuhi harapan investor serta konsumen.
Informasi Tambahan:
- Pendanaan: Tesla telah menginvestasikan miliaran dolar dalam pengembangan teknologi otonom. Pada tahun 2023, Tesla melaporkan telah menghabiskan US$ 1,5 miliar untuk riset dan pengembangan, dengan sebagian besar dialokasikan untuk pengembangan teknologi otonom.
- Kemitraan: Tesla bekerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi untuk mengembangkan teknologi otonom, termasuk Nvidia (penyedia chip dan platform AI) dan Luminar Technologies (penyedia sensor LiDAR).
- Regulasi: Regulasi terkait kendaraan otonom masih terus berkembang di berbagai negara. Tesla aktif berkomunikasi dengan regulator di Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk memastikan bahwa Cybercab dan Robovan memenuhi persyaratan keselamatan dan perizinan.
- Pasar Robotaxi: Pasar robotaxi global diproyeksikan akan mencapai US$ 2,1 triliun pada tahun 2030, menurut laporan dari Allied
(nova/fine)