Connect with us

RaksasaBisnis

Huawei Goda Insinyur TSMC dengan Gaji Selangit, Misi Mengejar Ketertinggalan Teknologi Chip

Published

on

Rifinet.com, Jakarta– Raksasa teknologi China, Huawei, tengah berjuang keras untuk mengejar ketertinggalan dalam teknologi chip akibat sanksi Amerika Serikat. Huawei, yang dibatasi aksesnya terhadap teknologi chip mutakhir, dilaporkan menawarkan gaji fantastis, bahkan hingga tiga kali lipat dari pendapatan mereka saat ini di Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), produsen chip terbesar di dunia, demi menarik para ahli chip tersebut.

Upaya Huawei untuk merekrut insinyur TSMC ini dilakukan secara rutin, rata-rata setiap tiga bulan sekali, melalui perusahaan perekrut tenaga kerja. Para insinyur TSMC dihubungi lewat email dan diberikan penawaran menggiurkan, termasuk bonus dan berbagai fasilitas menarik.

Namun, sejauh ini upaya Huawei tersebut belum membuahkan hasil. Para insinyur TSMC tampaknya enggan untuk meninggalkan perusahaan mereka saat ini. Ada beberapa faktor yang membuat insinyur TSMC menolak pinangan Huawei. TSMC dikenal sebagai perusahaan yang sangat menghargai karyawannya. Selain memberikan gaji dan tunjangan yang kompetitif, TSMC juga menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan memberikan kesempatan pengembangan karir yang baik.

TSMC juga telah mengambil langkah proaktif dengan menaikkan gaji para insinyurnya untuk mencegah eksodus ke Huawei. Para insinyur TSMC juga khawatir jika mereka pindah ke Huawei, karir mereka dalam jangka panjang akan terganggu. Huawei saat ini masuk dalam daftar hitam Pemerintah Amerika Serikat, yang membuat perusahaan tersebut sulit untuk bekerjasama dengan perusahaan teknologi global lainnya. Para insinyur khawatir jika suatu saat mereka tidak lagi dibutuhkan oleh Huawei, mereka akan kesulitan mencari pekerjaan di tempat lain, termasuk kembali ke TSMC.

Upaya Huawei untuk membajak insinyur TSMC ini menunjukkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi perusahaan tersebut dalam mengembangkan teknologi chip secara mandiri. Sanksi AS telah melumpuhkan kemampuan Huawei untuk mengakses teknologi chip mutakhir, sehingga perusahaan tersebut tertinggal dari para pesaingnya. Saat ini, teknologi chip Huawei terhenti di fabrikasi 7nm, sementara para pesaingnya sudah mencapai 3nm. Kondisi ini membuat Huawei harus berjuang keras untuk mengejar ketertinggalan.

Advertisement

Selain mencoba membajak insinyur TSMC, Huawei juga mengambil berbagai langkah lain untuk mengembangkan teknologi chipnya. Huawei telah meningkatkan investasi dalam riset dan pengembangan chip secara signifikan. Perusahaan tersebut berkomitmen untuk mengembangkan teknologi chip mutakhir secara mandiri. Huawei dilaporkan sedang membangun pabrik fabrikasi chip sendiri di China.

Pabrik ini diharapkan dapat membantu Huawei memproduksi chip secara mandiri dan mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga. Huawei juga dilaporkan sedang mengembangkan alternatif teknologi chip, seperti chip berbasis arsitektur RISC-V. Teknologi ini diharapkan dapat membantu Huawei menghindari sanksi AS dan terus mengembangkan produk-produk inovatif.

Meskipun Huawei telah mengambil berbagai langkah strategis, perjalanan perusahaan tersebut dalam mengembangkan teknologi chip masih penuh tantangan. Sanksi AS masih menjadi rintangan yang cukup besar. Namun, Huawei memiliki tekad yang kuat untuk mencapai kemandirian teknologi dan terus berinovasi di tengah persaingan global yang semakin ketat. (nova/fine)