CakrawalaTekno
Mark Zuckerberg Yakin Kacamata Pintar Akan Gantikan Smartphone di Masa Depan
Mark Zuckerberg, pendiri Facebook dan CEO Meta Platforms, kembali mengguncang dunia teknologi dengan prediksinya. Ia meyakini era smartphone akan segera berakhir, digantikan oleh kacamata pintar sebagai platform komputasi utama manusia. Dalam sebuah wawancara, Zuckerberg mengungkapkan keyakinannya bahwa kacamata pintar akan mengikuti jejak smartphone dalam hal adopsi dan penggunaan. Sebagaimana komputer tetap eksis meskipun pamornya meredup setelah kemunculan smartphone, ponsel pintar pun diprediksi akan tetap ada, namun fungsinya akan bergeser menjadi lebih sekunder.
“Saya pikir kacamata (pintar) akan menjadi platform komputer besar berikutnya,” ujar Zuckerberg. “Tapi setiap platform baru cenderung tidak menggantikan yang lama… Jadi yang kupikir akan terjadi pada kacamata pintar adalah kita akan sampai di titik itu, mungkin suatu waktu di tahun 2020-an atau 2030-an di mana kalian punya ponsel, tapi akan lebih banyak di saku karena kalian akan melakukan lebih banyak hal di kacamata yang mungkin saat ini kalian lakukan di ponsel. Kacamata akan jadi platform komputer utama kalian.”
Prediksi ini sejalan dengan langkah Meta yang telah menginvestasikan miliaran dolar dalam pengembangan teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) melalui divisi Reality Labs. Kacamata pintar dipandang sebagai kunci untuk mewujudkan visi metaverseyang diusung Meta, sebuah dunia virtual di mana manusia dapat berinteraksi satu sama lain secara imersif.
Meta Quest Pro, kacamata VR canggih yang dirilis pada tahun 2022, menjadi bukti nyata dari ambisi Meta. Meskipun difokuskan pada virtual reality, Quest Pro dibekali dengan fitur passthroughberwarna yang memungkinkan pengguna melihat lingkungan sekitar secara real-time dengan tampilan berwarna natural.
Dilengkapi dengan sensor canggih untuk mendeteksi gerakan tangan dan mata, Quest Pro memungkinkan interaksi yang lebih intuitif dengan dunia virtual. Perangkat ini ditenagai oleh chipset Snapdragon XR2+ yang dirancang khusus untuk perangkat XR (AR/VR) sehingga menghasilkan performa optimal dan efisiensi energi yang lebih baik.
Meskipun potensinya sangat besar, jalan menuju adopsi massal kacamata pintar masih penuh tantangan. Harga yang mahal menjadi salah satu kendala utama. Meta Quest Pro, misalnya, dibanderol dengan harga USD 999.99 (sekitar Rp15 juta). Selain itu, desain dan kenyamanan juga menjadi faktor penting. Banyak kacamata pintar yang ada di pasaran saat ini masih terlalu besar dan berat, sehingga kurang praktis untuk digunakan sehari-hari.
Tantangan lain datang dari daya tahan baterai yang terbatas. Kacamata pintar membutuhkan daya yang cukup besar untuk menjalankan berbagai fungsi dan fitur. Privasi dan keamanan data juga menjadi perhatian karena kacamata pintar dilengkapi dengan kamera dan sensor yang dapat mengumpulkan data tentang pengguna dan lingkungan sekitarnya. Terakhir, ketersediaan konten dan aplikasi yang relevan dan bermanfaat juga sangat penting untuk mendorong adopsi kacamata pintar.
Di balik semua tantangan tersebut, kacamata pintar menawarkan peluang yang sangat menjanjikan. Kacamata pintar dapat merevolusi komunikasi dengan menampilkan notifikasi, pesan, dan panggilan telepon langsung di depan mata pengguna, tanpa harus mengeluarkan smartphone dari saku. Kacamata pintar juga dapat meningkatkan produktivitas dengan memberikan akses cepat ke informasi, aplikasi, dan alat bantu kerja.
Di bidang hiburan, kacamata pintar dapat menyajikan pengalaman yang imersif dan interaktif, seperti permainan AR dan VR. Pengguna dapat bermain game yang terintegrasi dengan lingkungan nyata, atau menonton film dengan efek 3D yang memukau. Kacamata pintar juga dapat digunakan sebagai alat bantu belajar yang efektif dan menarik. Siswa dapat menjelajahi dunia secara virtual, mengamati objek 3D dari berbagai sudut, dan berinteraksi dengan simulasi interaktif.
Di bidang kesehatan, kacamata pintar dapat membantu memantau kondisi kesehatan dan memberikan informasi medis yang relevan. Sensor pada kacamata pintar dapat melacak detak jantung, pola tidur, dan aktivitas fisik pengguna. Kacamata pintar juga dapat memberikan peringatan dini jika mendeteksi adanya masalah kesehatan.
Visi Zuckerberg tentang kacamata pintar sebagai platform komputasi utama di masa depan sejalan dengan tren teknologi yang semakin mengarah ke integrasi antara dunia fisik dan digital. Kacamata pintar diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara kedua dunia tersebut, menciptakan pengalaman yang lebih kaya dan terhubung.
Meskipun masih terlalu dini untuk mengatakan kapan tepatnya kacamata pintar akan menggantikan smartphone, perkembangan teknologi yang pesat menunjukkan bahwa prediksi Zuckerberg bukanlah hal yang mustahil. Dalam beberapa tahun ke depan, kita dapat menyaksikan transformasi digital yang signifikan dengan kacamata pintar sebagai motor penggeraknya. (nova/fine)