Connect with us

RaksasaBisnis

Starlink Indonesia: Janji Kecepatan Tinggi Terganjal Pembatasan, Pengguna Keluhkan Inkonsistensi

Published

on

Rifinet.com– Layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk, yang menjanjikan kecepatan tinggi dan akses internet di pelosok negeri, kini tengah menghadapi gelombang kritik dari pengguna di Indonesia. Pasalnya, kecepatan internet yang semula digembar-gemborkan mencapai 300 Mbps, kini dilaporkan dibatasi hingga 159 Mbps, terutama untuk paket Residensial.

Pembatasan Kecepatan: Fakta atau Hoaks?

Kabar pembatasan kecepatan ini bermula dari pengumuman yang sempat muncul di halaman resmi Starlink Indonesia, yang menyatakan bahwa kecepatan internet di Indonesia dibatasi hingga 159 Mbps. Meskipun pengumuman tersebut telah dihapus, tangkapan layarnya telah tersebar luas di media sosial, memicu kekecewaan di kalangan pengguna.

Rifinet.com melakukan investigasi dan menemukan bahwa pengumuman tersebut memang sempat terpampang di situs Starlink pada 24 Juni 2024. Namun, saat ini informasi tersebut sudah tidak ada lagi. Pihak Starlink Indonesia belum memberikan klarifikasi resmi terkait pembatasan kecepatan ini, meskipun telah dihubungi melalui berbagai saluran.

Pengalaman Pengguna: Kecepatan Bervariasi, Keluhan Meningkat

Pengujian kecepatan yang dilakukan Rifinet.com di beberapa lokasi menunjukkan hasil yang bervariasi. Di Parung Panjang, kecepatan download tertinggi mencapai 85 Mbps, sementara di Serua Indah, kecepatannya mencapai 111 Mbps. Namun, rata-rata kecepatan di kedua lokasi masih jauh di bawah klaim awal Starlink.

Di forum online seperti Reddit, pengguna juga melaporkan pengalaman yang beragam. Beberapa pengguna mengaku mengalami penurunan kecepatan yang signifikan, sementara yang lain tidak merasakan perubahan.

Advertisement

Kecepatan internet saya dibatasi dari 200 Mbps menjadi 159 Mbps,” keluh seorang pengguna di Reddit. Namun, pengguna lain membantah, “Saya tidak mengalami pembatasan. Kecepatan download saya tetap 200 Mbps.

Dalam Kebijakan Penggunaan Wajar (Fair Usage Policy/FUP)Starlink, disebutkan bahwa perusahaan dapat mengambil langkah-langkah manajemen jaringan jika penggunaan bandwidth melebihi batas yang wajar. Salah satu langkah yang mungkin diambil adalah mengurangi kecepatan internet pelanggan secara sementara.

Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa pembatasan kecepatan yang dialami sebagian pengguna Starlink di Indonesia mungkin disebabkan oleh kebijakan FUP ini. Namun, tanpa klarifikasi resmi dari Starlink, hal ini masih menjadi misteri.

Pembatasan kecepatan ini tentu saja menimbulkan kekecewaan bagi pengguna yang telah berinvestasi pada layanan Starlink dengan harapan mendapatkan kecepatan internet tinggi. Hal ini juga dapat berdampak pada reputasi Starlink di Indonesia, terutama jika perusahaan tidak segera memberikan penjelasan dan solusi yang memuaskan.

Masa depan Starlink di Indonesia kini berada di persimpangan jalan. Jika perusahaan dapat mengatasi masalah ini dengan cepat dan transparan, mereka masih memiliki peluang untuk membangun kepercayaan pengguna. Namun, jika tidak, mereka berisiko kehilangan momentum dan kepercayaan publik yang telah mereka bangun sejak awal kehadirannya di Indonesia.

Advertisement