Connect with us

RuangMaya

Akun “Penguntit” Jet Pribadi Elon Musk dan Sejumlah Tokoh Diblokir Meta

Published

on

Rifinet.com, Jakarta– Mahasiswa Universitas Florida, Jack Sweeney, kembali menjadi sorotan setelah akun-akun media sosialnya yang melacak pergerakan jet pribadi sejumlah tokoh ternama diblokir oleh Meta. Akun-akun tersebut, yang beroperasi di Facebook, Instagram, dan Threads, sebelumnya telah diblokir oleh Twitter (kini X) pada Desember 2022.

Langkah Meta ini menandai eskalasi dalam perdebatan tentang privasi versus transparansi di era digital, menimbulkan pertanyaan tentang batasan pemanfaatan informasi publik dan hak individu untuk merasa aman.

Sweeney, yang dikenal sebagai pengembang akun @elonjet yang melacak jet pribadi Elon Musk, menggunakan data pelacakan ADS-B yang tersedia untuk publik dan diwajibkan oleh Federal Aviation Administration (FAA) untuk mengidentifikasi dan mempublikasikan lokasi pesawat. Meskipun data tersebut tidak mengungkapkan identitas penumpang, informasi ini cukup untuk memicu keprihatinan tentang potensi risiko keamanan, terutama bagi individu yang menjadi target pelacakan.

Meta membenarkan pemblokiran tersebut, menyatakan bahwa keputusan itu diambil demi melindungi keamanan dan privasi individu yang dilacak. “Melihat risiko bahaya terhadap individu, dan tetap mengikuti rekomendasi Oversight Board independen, kami mematikan akun-akun yang melanggar peraturan privasi,” ujar juru bicara Meta.

Pemblokiran ini tidak hanya mencakup akun-akun yang melacak jet Elon Musk, tetapi juga akun-akun yang memantau pergerakan pesawat milik tokoh-tokoh lain seperti Mark Zuckerberg, Donald Trump, Kim Kardashian, Jeff Bezos, Bill Gates, Kylie Jenner, Ron DeSantis, dan sejumlah selebriti lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Meta mengambil sikap tegas terhadap aktivitas pelacakan yang berpotensi membahayakan individu, terlepas dari status publik mereka.

Advertisement

Sweeney mengungkapkan kekecewaannya atas pemblokiran ini, menyatakan bahwa Meta tidak memberikan pemberitahuan sebelumnya. “Hari ini terasa seperti 15 Desember 2022,” ujarnya, mengacu pada tanggal ketika Twitter mengubah peraturannya dan memblokir akun-akun miliknya, termasuk akun sejumlah jurnalis yang membagikan tautan ke akun Instagram ElonJet.

Ia juga mempertanyakan alasan di balik pemblokiran tersebut, menekankan bahwa akun-akunnya di Instagram dan Threads tidak pernah melanggar aturan Meta selama bertahun-tahun. “Ini membingungkan kenapa informasi pemantauan (yang tersedia secara) publik bisa menjadi sangat kontroversial, akun pemantau penerbangan saya di Instagram dan Threads tidak pernah melanggar aturan selama bertahun-tahun,” keluh Sweeney di Threads.

Satu-satunya akun yang pernah diblokir sebelumnya adalah akun yang melacak jet Taylor Swift, setelah tim Swift meminta Meta untuk menghapusnya pada akhir Desember 2023 atau Januari 2024. Hal ini menunjukkan bahwa Meta telah menerapkan kebijakan pemblokiran akun pelacak jet pribadi sebelumnya, meskipun tidak seluas dan setegas yang dilakukan saat ini.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan penting tentang keseimbangan antara transparansi dan privasi di era digital. Di satu sisi, akses terhadap informasi publik, seperti data penerbangan, memungkinkan pengawasan terhadap aktivitas publik figur dan meningkatkan akuntabilitas. Di sisi lain, privasi dan keamanan individu juga perlu dilindungi, terutama mengingat potensi penyalahgunaan informasi tersebut.

Beberapa ahli berpendapat bahwa pemblokiran akun-akun Sweeney merupakan bentuk penyensoran dan pembatasan terhadap kebebasan berpendapat. Mereka menekankan bahwa informasi yang digunakan oleh Sweeney adalah informasi publik dan bahwa individu yang memilih untuk menjadi figur publik harus menerima tingkat pengawasan publik yang lebih tinggi.

Advertisement

Namun, ahli lain menyatakan bahwa pemblokiran tersebut diperlukan untuk melindungi privasi dan keamanan individu. Mereka berpendapat bahwa informasi publik, meskipun tersedia secara bebas, tetap dapat disalahgunakan dan menimbulkan risiko bagi individu yang dilacak. Mereka juga menekankan bahwa hak atas privasi merupakan hak asasi manusia yang perlu dilindungi.

Kasus ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh platform media sosial dalam mengatur konten dan menyeimbangkan kepentingan yang berbeda. Platform media sosial memiliki tanggung jawab untuk melindungi pengguna mereka dari bahaya, tetapi mereka juga harus menghormati kebebasan berpendapat dan akses terhadap informasi.

Belum jelas apakah Sweeney akan mencari platform alternatif untuk melanjutkan aktivitas pelacakan jet pribadi atau mengambil tindakan hukum terhadap Meta. Namun, keputusan Meta ini menunjukkan bahwa platform media sosial semakin serius dalam menangani isu privasi dan keamanan pengguna, meskipun hal itu berarti membatasi akses terhadap informasi publik.

Ke depan, diperlukan diskusi yang lebih lanjut untuk menentukan batasan yang jelas antara transparansi dan privasi di era digital. Peraturan dan kebijakan yang tepat diperlukan untuk menyeimbangkan kepentingan yang berbeda dan memastikan bahwa teknologi digunakan untuk kepentingan publik, tanpa mengorbankan hak individu untuk merasa aman dan terlindungi. (nova/fine)

Advertisement