RaksasaBisnis
Satria-2, Satelit Rp 13 Triliun Didanai Inggris untuk Genjot Internet Indonesia
Rifinet.com, Jakarta – Indonesia tengah bersiap meluncurkan Satria-2, satelitbaru yang akan memperkuat kapasitas internet nasional. Proyek ambisius ini menelan biaya hingga US$860 juta (sekitar Rp 13 triliun) dan mendapatkan pendanaan penuh dari Inggris melalui UK Export Finance.
“Pinjaman sudah komit dari UK, tendernya UK Export Finance. [Besarannya] US$860 juta,” ungkap Fadhilah Mathar, Direktur Utama BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi), usai XL Axiata Technology Days 2024.
Satria-2 saat ini telah memasuki tahap greenbook dan sedang menjalani pemutakhiran studi kelayakan (visibility study) untuk memastikan permintaan akan penggunaan satelit.
“Kita harus memastikan bahwa demand terhadap satelit itu valid,” jelas Fadhilah.
Satria-2 diharapkan dapat meningkatkan kapasitas internet yang disediakan oleh Satria-1, satelit pertama Indonesia yang diluncurkan pada Juni 2023. Satria-1 memiliki kapasitas 150 Gbps yang disebar ke 37 ribu titik di seluruh Indonesia, dengan kecepatan 3-5 Mbps per titik.
Sebelumnya, Plt. Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI, Tri Haryanto, mengungkapkan bahwa Satria-2 mungkin akan menggunakan teknologi Low-earth Orbit (LEO) seperti yang digunakan oleh Starlink. Teknologi LEO menawarkan kecepatan internet yang lebih tinggi dan latensi yang lebih rendah.
“Sangat dimungkinkan, pertama teknologi yang efektif dan harga dan kualitas yang baik,” ujar Tri.
Satria-2 menjadi langkah penting dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas internet di seluruh pelosok Indonesia, terutama di daerah terpencil dan underserved. Dengan kapasitas yang lebih besar, Satria-2 diharapkan dapat memberikan akses internet yang lebih cepat dan andal bagi masyarakat Indonesia.