Connect with us

FinTech

Monero, Mata Uang Kripto Pilihan Hacker: Mengapa dan Bagaimana?

Published

on

Monero, mata uang kripto yang awalnya kurang dikenal, mendadak menjadi perbincangan hangat setelah digunakan oleh kelompok hackerBrain Cipher untuk menerima sumbangan.

Kelompok ini menjadi sorotan setelah serangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS)pada 17 Juni 2024, yang menyebabkan gangguan layanan instansi pemerintah.

Apa Itu Monero dan Mengapa Disukai Hacker?

Monero (XMR) adalah mata uang kripto yang diluncurkan pada tahun 2014, menawarkan keunggulan utama dalam hal privasi transaksi.

Berbeda dengan Bitcoin atau mata uang kripto lainnya yang transaksinya dapat dilacak di blockchainpublik, Monero menggunakan teknologi kriptografi canggih untuk menyembunyikan identitas pengirim, penerima, dan jumlah transaksi.

Apakah Monero bisa dilacak? Secara teori, tidak. Namun, dalam praktiknya, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencoba melacak transaksi Monero, meskipun dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

Advertisement

Kemampuan anonimitas inilah yang membuat Monero menjadi pilihan favorit para hackerdan pelaku aktivitas ilegal lainnya.

Transaksi Monero hampir tidak mungkin dilacak, membuatnya ideal untuk pembayaran tebusan, transaksi pasar gelap, atau aktivitas lain yang ingin disembunyikan dari pengawasan otoritas.

Teknologi Privasi Monero

Monero menggunakan beberapa teknologi kriptografi untuk menjaga anonimitas penggunanya, antara lain:

  • Ring Signature: Teknologi ini memungkinkan sekelompok orang untuk menandatangani pesan secara anonim, sehingga tidak mungkin mengidentifikasi pengirim sebenarnya dalam sebuah transaksi.
  • Stealth Addresses: Setiap transaksi Monero menggunakan alamat acak satu kali pakai, sehingga tidak ada alamat yang dapat dikaitkan dengan pengguna tertentu.
  • Stealth Transactions: Teknologi ini menyembunyikan jumlah transaksi, sehingga sulit untuk melacak aliran dana.

Monero dan Kasus Brain Cipher

Dalam kasus serangan ransomwareterhadap PDNS, Brain Cipher meminta tebusan sebesar 8 juta dolar AS (sekitar Rp 131 miliar). Meskipun akhirnya mereka memberikan kunci dekripsi secara gratis, kelompok ini tetap membuka donasi menggunakan dompet digital Monero.

Tindakan ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap keamanan dan anonimitas yang ditawarkan oleh Monero.

Dampak dan Kontroversi

Popularitas Monero di kalangan pelaku kejahatan siber telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan penegak hukum dan regulator.

Advertisement

Beberapa negara bahkan telah melarang atau membatasi penggunaan Monero karena potensinya untuk memfasilitasi aktivitas ilegal.

Namun, pendukung Monero berpendapat bahwa privasi finansial adalah hak asasi manusia dan Monero hanya menyediakan alat untuk mewujudkannya.

Mereka juga menekankan bahwa Monero memiliki banyak penggunaan sah, seperti melindungi privasi individu yang tidak ingin transaksi keuangan mereka diketahui publik.

Masa Depan Monero

Gambar: Harga Monero jika di rupiahkan

Meskipun kontroversial, Monero tetap menjadi salah satu mata uang kripto paling populer dan terus berkembang. Pengembangan teknologi privasi terus dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan anonimitas pengguna.

Namun, masa depan Monero masih belum pasti. Regulasi yang semakin ketat dan upaya penegak hukum untuk melacak transaksi Monero dapat mengancam keberadaannya.

Di sisi lain, permintaan akan privasi finansial yang terus meningkat dapat membuat Monero semakin relevan di masa depan.

Advertisement

Kesimpulan

Monero adalah mata uang kripto yang menawarkan tingkat privasi transaksi yang tinggi, menjadikannya pilihan populer di kalangan hackerdan pelaku aktivitas ilegal.

Meskipun kontroversial, Monero memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita memandang privasi finansial di era digital.