RaksasaBisnis
Concord Resmi Mati, Sony Tutup Firewalk Studios dan Neon Koi
Rifinet.com, Jakarta – Sony Interactive Entertainment (SIE) telah mengkonfirmasi penutupan Firewalk Studios, pengembang di balik game live-serviceConcord yang bernasib buruk. Keputusan sulit ini muncul setelah evaluasi menyeluruh terhadap berbagai opsi untuk menghidupkan kembali game tersebut, yang sayangnya berujung pada penghentian permanen operasinya.
Concord, yang diluncurkan pada bulan Agustus 2024, diharapkan menjadi pesaing tangguh di ranah game shooterpopuler seperti Overwatch dan Valorant. Namun, kenyataan berkata lain. Game ini justru mengalami kegagalan yang signifikan dan menandai salah satu blunder rilis terbesar Sony dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya mengalami kegagalan komersial, tetapi juga menimbulkan kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan.
Beberapa faktor diduga menjadi penyebab utama kegagalan Concord. Pertama, desain karakter yang kurang menarik. Di era di mana estetika visual memainkan peran penting dalam menarik minat pemain, Concord tampaknya gagal menciptakan karakter yang ikonik dan mudah diingat. Kedua, harga jual yang terlalu tinggi. Sony memutuskan untuk menjual Concord dengan harga premium di kisaran Rp 700.000 – Rp 800.000, alih-alih mengadopsinya sebagai game free-to-playseperti mayoritas kompetitornya.
Keputusan ini dianggap banyak pihak sebagai langkah fatal, mengingat pasar game shooter saat ini didominasi oleh game gratis yang menawarkan pengalaman bermain yang sama baiknya. Ketiga, kurangnya inovasi dan diferensiasi. Concord dianggap tidak menawarkan sesuatu yang baru di genre shooteryang sudah jenuh. Game ini terkesan generik dan tidak memiliki identitas yang kuat untuk membedakannya dari para pesaing.
Penutupan Firewalk Studios merupakan konsekuensi langsung dari kegagalan Concord. Studio yang berbasis di Seattle, AS ini didirikan pada tahun 2018 oleh Tony Hsu (mantan kepala studio Bungie) dan Ryan Ellis (mantan produser Destiny).
Firewalk Studios memiliki sekitar 150 karyawan yang sebelumnya terlibat dalam pengembangan game Destiny bersama Bungie. Dengan penutupan ini, nasib para karyawan tersebut masih belum jelas. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Sony sedang berusaha untuk mencarikan posisi baru bagi mereka di studio lain di bawah naungan SIE, namun belum ada konfirmasi resmi mengenai hal ini.
Selain Firewalk Studios, Sony juga menutup studio pengembangan game mobile mereka, Neon Koi. Studio yang berbasis di San Mateo, California ini didirikan pada tahun 2020 dan sebelumnya ditugaskan untuk mengembangkan game actionmobile dengan kode nama “Redstar”. Penutupan Neon Koi menunjukkan bahwa Sony tidak hanya menghadapi tantangan di pasar game konsol dan PC, tetapi juga di pasar game mobile yang semakin kompetitif.
Keputusan Sony untuk menutup Firewalk Studios dan Neon Koi menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menghadapi tantangan di industri game yang semakin kompetitif. Kegagalan Concord memberikan pelajaran berharga bagi Sony, khususnya dalam hal strategi pengembangan dan pemasaran game. Sony sepertinya perlu mengevaluasi kembali pendekatan mereka terhadap game live-servicedan lebih berfokus pada penciptaan IP original yang inovatif dan memiliki daya tarik yang kuat.
Beberapa analis industri berpendapat bahwa Sony terlalu terburu-buru dalam merilis Concord. Game ini seharusnya dirilis sebagai game free-to-playdengan fokus pada konten dan pembaruan berkala untuk menarik pemain. Selain itu, Sony juga dianggap kurang melakukan promosi yang efektif untuk game ini. Strategi pemasaran yang lebih agresif dan terarah mungkin dapat membantu meningkatkan kesadaran dan ketertarikan pemain terhadap Concord.
Penutupan Firewalk Studios dan Neon Koi juga menimbulkan pertanyaan tentang strategi Sony di masa depan. Apakah Sony akan lebih berhati-hati dalam mengembangkan game live-service? Apakah Sony akan lebih fokus pada game single-player naratif yang menjadi kekuatan mereka selama ini? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Namun, yang jelas, Sony perlu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dinamis di industri game jika ingin mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemimpin pasar.
Kegagalan Concord dan penutupan Firewalk Studios merupakan sebuah peringatan bagi para developer game. Di pasar yang semakin jenuh, inovasi dan diferensiasi menjadi sangat penting. Developer game juga harus cermat dalam memilih model bisnis yang tepat untuk game mereka. Menerapkan model bisnis free-to-playdengan monetisasi yang adil dan transparan tampaknya menjadi kunci kesuksesan di pasar game saat ini.
Meskipun Sony telah menghentikan operasi Concord, masih ada kemungkinan bahwa aset game ini akan digunakan kembali di masa depan. Beberapa rumor menyebutkan bahwa Sony mungkin akan mengintegrasikan beberapa elemen Concord, seperti mekanisme gameplay atau aset visual, ke dalam game lain yang sedang dikembangkan. Ada juga kemungkinan bahwa Sony akan merilis ulang Concord dengan model bisnis yang berbeda, misalnya dengan mengadopsinya sebagai game free-to-playatau menyertakannya dalam layanan berlangganan PlayStation Plus.
Kegagalan Concord mengajarkan banyak hal, baik bagi Sony maupun industri game secara keseluruhan. Sony perlu belajar dari kesalahan ini dan mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan kesuksesan di masa depan. Sementara itu, para developer game lain dapat menggunakan kegagalan Concord sebagai studi kasus untuk mengembangkan game yang lebih baik dan memenuhi ekspektasi pemain.
Sebagai bentuk tanggung jawab kepada konsumen, Sony telah mengumumkan bahwa pemain yang telah membeli Concord akan mendapatkan pengembalian dana penuh. Proses pengembalian dana diperkirakan akan memakan waktu sekitar 30-60 hari dan akan dilakukan secara otomatis ke metode pembayaran yang digunakan saat pembelian. Sony juga mengucapkan terima kasih kepada para pemain yang telah mendukung Concord dan meminta maaf atas kekecewaan yang ditimbulkan. (nova/fine)