Connect with us

DenyutPasar

Akuisisi Oleh Temu Ditolak Pemerintah, Saham Bukalapak Terjungkal

Published

on

Rifinet.com, Jakarta – Euforia investor atas lonjakan harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sehari sebelumnya sirna sudah. Pada perdagangan Rabu (9/10), saham BUKA terjungkal signifikan. Penolakan keras pemerintah terhadap kehadiran platform e-commerceasal China, Temu, menjadi pemicu utama anjloknya saham BUKA.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BUKA ditutup melemah 3 poin atau 2,72% ke level Rp143 per saham. Volume transaksi mencapai 388,9 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp54,52 miliar. Saham BUKA sempat menyentuh level terendah di Rp139 per saham, setelah dibuka stagnan di level Rp147 per saham.

Lonjakan harga saham BUKA pada Selasa (8/10) dipicu oleh rumor akuisisi oleh Temu. Namun, harapan investor akan masuknya dana segar dari raksasa e-commerce China tersebut pupus sudah. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dengan tegas menolak kehadiran Temu di Indonesia, termasuk melalui skema akuisisi perusahaan lokal seperti BUKA.

“Tidak, tidak. Saya tidak setuju [masuk dengan mengakuisisi Bukalapak] . Kalau mereka begitu, model bisnisnya akan [tetap] menghancurkan UMKM kita,” ujar Budi di sela acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta, Selasa (8/10).

Kekhawatiran pemerintah terhadap Temu berpusat pada model bisnis direct-to-customer (D2C) yang diusungnya. Dalam model ini, produsen dapat langsung menjual produknya kepada konsumen tanpa perantara. Pemerintah menilai model D2C yang dijalankan Temu berpotensi mematikan UMKM lokal. Dengan memangkas rantai distribusi, Temu dapat menawarkan harga yang jauh lebih murah, sehingga UMKM kesulitan bersaing.

Advertisement

“Mereka (Temu) akan melakukan predatory pricing. Barang-barang dari China akan membanjiri pasar dengan harga yang sangat murah, membunuh UMKM kita,” jelas Budi.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga menyuarakan keprihatinan serupa. Menurutnya, banjir produk impor murah akan merugikan produsen lokal dan mengancam kemandirian ekonomi nasional.

“Kita harus melindungi UMKM sebagai tulang punggung perekonomian. Bukan malah membuka karpet merah bagi platform asing yang mengancam eksistensi mereka,” tegas Teten.

Temu adalah platform e-commerce yang beroperasi di bawah naungan PDD Holdings, perusahaan teknologi raksasa asal China yang juga menaungi Pinduoduo. Diluncurkan pada September 2022, Temu menyasar pasar Amerika Serikat dengan strategi harga super murah dan beragam promo menarik. Meskipun tergolong pemain baru, Temu mencatat pertumbuhan yang eksplosif. Dalam waktu singkat, platform ini berhasil mencuri pangsa pasar e-commercedi AS. Kesuksesan di AS inilah yang kemudian mendorong Temu untuk melebarkan sayapnya ke pasar global, termasuk Indonesia.

Upaya Temu untuk menembus pasar Indonesia bukanlah hal baru. Sejak 2022, platform ini telah beberapa kali mencoba masuk, namun selalu menemui penolakan dari pemerintah. Selain kekhawatiran terhadap model bisnis D2C, pemerintah juga menyoroti sejumlah potensi masalah lain yang dibawa Temu, di antaranya adalah keamanan data. Pemerintah khawatir data pengguna Indonesia yang terkumpul oleh Temu dapat disalahgunakan.

Advertisement

Selain itu, maraknya produk tiruan dan pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) di platform Temu menjadi perhatian serius. Pemerintah juga menduga Temu akan melakukan praktik persaingan usaha yang tidak sehat, seperti predatory pricingdan monopoli pasar.

Meskipun menemui rintangan dari pemerintah, bukan berarti Temu akan menyerah. Platform ini diprediksi akan terus mencari cara untuk masuk ke pasar Indonesia, baik melalui akuisisi, joint venture, atau strategi lainnya. Di sisi lain, pemerintah juga diharapkan tegas dalam menjaga kedaulatan digital dan melindungi kepentingan nasional. Perlu ada regulasi yang jelas dan tegas untuk mengatur kehadiran platform e-commerceasing di Indonesia.

Rumor akuisisi oleh Temu sempat mendorong kenaikan harga saham BUKA secara signifikan. Namun, dengan penolakan keras dari pemerintah, saham BUKA kembali terkoreksi. Ke depan, pergerakan saham BUKA diprediksi masih akan dipengaruhi oleh sentimen terkait isu akuisisi ini. Investor perlu memperhatikan perkembangan terbaru dan melakukan analisis yang cermat sebelum mengambil keputusan investasi.

Menarik untuk dicermati bagaimana Bukalapak akan merespon situasi ini. Di tengah persaingan yang semakin ketat di industri e-commerce , Bukalapak perlu terus berinovasi dan meningkatkan daya saingnya. Fokus pada pemberdayaan UMKM dan pengembangan pasar lokal dapat menjadi strategi jitu bagi Bukalapak untuk bertahan dan berkembang di masa depan. (alief/syam)

Advertisement