RaksasaBisnis
Kemenkominfo Tolak Temu Akuisisi Bukalapak, UMKM Jadi Pertimbangan Utama
Rifinet.com, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan tegas menolak rencana akuisisi PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) oleh Temu, platform e-commerceasal Tiongkok. Penolakan ini didasarkan pada kekhawatiran akan dampak negatif model bisnis Temu terhadap keberlangsungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi, menyatakan bahwa model bisnis direct-to-consumer(D2C) yang diusung Temu berpotensi menghancurkan UMKM lokal. “Tidak, tidak. Saya tidak setuju [masuk dengan mengakuisisi Bukalapak] . Kalau mereka begitu, model bisnisnya akan [tetap] menghancurkan UMKM kita,” ujar Budi di sela acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Temu, yang berafiliasi dengan Pinduoduo, mengoperasikan platform e-commercedengan menghubungkan produsen langsung ke konsumen, memotong rantai distribusi dan menawarkan harga yang sangat kompetitif. Strategi ini, meski menguntungkan konsumen, dikhawatirkan akan mengancam keberadaan UMKM yang memiliki struktur biaya lebih tinggi dan skala produksi lebih kecil.
Kekhawatiran Kemenkominfo bukanlah tanpa alasan. Studi yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada tahun 2023 menunjukkan bahwa masuknya platform e-commerceasing dengan model bisnis D2C berpotensi mengurangi pangsa pasar UMKM hingga 15% dalam tiga tahun pertama. “Aplikasi itu kan langsung dari pabrik ke konsumen, dan itu dari negara lain. Pabriknya juga pabrik yang produksi negara lain untuk konsumsi dalam negeri kita. Kita, kan, punya tanggung jawab untuk melindungi UMKM kita,” tegas Budi.
Penolakan Kemenkominfo ini bukanlah yang pertama kali. Temu telah beberapa kali mencoba menembus pasar Indonesia sejak 2022, namun selalu terbentur dengan regulasi dan kebijakan pemerintah yang memprioritaskan perlindungan UMKM. Kegagalan tersebut memicu spekulasi bahwa Temu mencari cara lain untuk masuk, salah satunya dengan mengakuisisi Bukalapak. Rumor akuisisi ini menggemparkan pasar modal dan mendorong kenaikan signifikan pada harga saham BUKA sepanjang perdagangan Senin (7/10/2024). Kenaikan tersebut berlanjut hingga Selasa (8/10/2024) siang, dengan saham BUKA naik 3 poin atau setara 2,08% ke level Rp147/saham.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan UMKM sebagai pilar penting dalam perekonomian nasional. UMKM menyerap sebagian besar tenaga kerja dan memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk melindungi dan memberdayakan UMKM melalui berbagai kebijakan, termasuk regulasi di sektor digital.
Kemenkominfo secara aktif mendorong transformasi digital UMKM melalui berbagai program, seperti pelatihan digital marketing, fasilitasi akses pembiayaan, dan pendampingan dalam adopsi teknologi. Selain itu, Kemenkominfo juga terus menyempurnakan regulasi di sektor e-commerceuntuk menciptakan lingkungan bisnis yang adil dan berkelanjutan bagi seluruh pelaku usaha, termasuk UMKM.
Kehadiran platform e-commerceasing seperti Temu merupakan tantangan tersendiri bagi UMKM di Indonesia. Namun, di sisi lain, era digital juga menawarkan peluang besar bagi UMKM untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing. UMKM dituntut untuk lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi persaingan global. Pemanfaatan teknologi digital secara optimal, peningkatan kualitas produk, dan pengembangan model bisnis yang berkelanjutan menjadi kunci kesuksesan UMKM di era digital.
Pemerintah, melalui Kemenkominfo dan kementerian/lembaga terkait, memiliki peran penting dalam mendukung UMKM menavigasi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Penolakan Kemenkominfo terhadap akuisisi Bukalapak oleh Temu merupakan langkah tegas dalam melindungi UMKM dari potensi dampak negatif model bisnis D2C. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung UMKM dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital. Kolaborasi dan inovasi menjadi kunci bagi UMKM untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan global. (alief/syam)