RuangMaya
YouTube Perkenalkan Label Keaslian Video Buat Lawan Konten AI
Rifinet.com, Jakarta– YouTube, platform berbagi video terbesar di dunia, kini memasuki babak baru dalam upaya memerangi konten manipulatif dan menjaga keaslian karya para kreator. Di tengah keprihatinan yang meningkat akan maraknya konten buatan kecerdasan buatan (AI) generatif, YouTube meluncurkan sebuah inovasi berupa label “Direkam dengan Kamera”.
Label ini berfungsi sebagai penanda autentikasi yang menginformasikan kepada penonton bahwa video tersebut benar-benar direkam menggunakan kamera asli, bukan dihasilkan oleh algoritma AI yang semakin canggih.
Label “Direkam dengan Kamera” muncul di panel deskripsi video, tepat di bawah judul dan tombol berlangganan, memberikan indikasi jelas kepada penonton tentang orisinalitas konten yang mereka saksikan. Langkah ini merupakan respons atas kebingungan yang semakin meluas di kalangan pengguna internet dalam membedakan konten asli buatan manusia dengan konten sintetis yang dihasilkan oleh AI generatif.
Jeffrey McGregor, CEO Truepic, sebuah platform inspeksi digital yang berfokus pada verifikasi keaslian foto dan video, menjadi salah satu yang pertama kali menjajal label baru ini. Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Truepic, McGregor merefleksikan perkembangan platform tersebut sejak video pertama diunggah oleh Jawed Karim, pendiri YouTube, pada tahun 2005. Video McGregor direkam di Kebun Binatang San Diego, lokasi yang sama dengan video bersejarah Karim.
“Hampir dua dekade setelah video pertama itu, kita kini dihadapkan pada tantangan baru, yaitu membedakan mana konten yang benar-benar dibuat oleh manusia dan mana yang dihasilkan oleh mesin,” ujar McGregor.
YouTube menyadari bahwa kepercayaan pengguna adalah fondasi utama platform mereka. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dan memberikan informasi yang jelas kepada pengguna mengenai asal-usul konten yang mereka konsumsi.
“Kepercayaan audiens pada apa yang mereka lihat di YouTube adalah prioritas kami. Label ‘Direkam dengan Kamera’ hadir untuk memastikan bahwa pengguna memiliki informasi yang cukup untuk membuat penilaian yang tepat,” tulis YouTube dalam laman bantuan resminya.
Label “Direkam dengan Kamera” diterapkan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Coalition for Content Provenance and Authenticity (C2PA). C2PA adalah sebuah konsorsium industri yang beranggotakan berbagai perusahaan teknologi, media, dan akademisi yang bekerja sama untuk mengembangkan standar terbuka dalam memverifikasi keaslian konten media. Standar ini mencakup berbagai jenis media, termasuk gambar, video, dan audio.
C2PA bekerja dengan cara menanamkan metadata ke dalam file media yang mencatat riwayat dan asal-usul konten tersebut. Metadata ini berisi informasi detail tentang perangkat yang digunakan untuk merekam, waktu perekaman, dan modifikasi yang mungkin dilakukan selama proses produksi. Dengan demikian, keaslian konten dapat dilacak dan diverifikasi secara akurat.
YouTube menegaskan bahwa label “Direkam dengan Kamera” hanya akan muncul pada video yang direkam menggunakan perangkat dan alat yang mendukung metadata C2PA versi 2.1 atau lebih tinggi. Artinya, tidak semua video yang diunggah ke YouTube akan secara otomatis mendapatkan label ini. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya jumlah perangkat yang kompatibel dengan standar C2PA.
Salah satu produsen kamera yang telah memelopori penggunaan standar C2PA adalah Leica. Pada Oktober 2023, Leica meluncurkan kamera M11-P, sebuah kamera digital canggih yang dilengkapi dengan teknologi untuk menanamkan metadata C2PA ke dalam file foto dan video. Langkah Leica ini diharapkan akan mendorong produsen kamera lain untuk mengikuti jejaknya dan mengadopsi standar C2PA, sehingga semakin banyak konten yang dapat diverifikasi keasliannya.
Label “Direkam dengan Kamera” diharapkan akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi ekosistem YouTube. Pertama, label ini akan meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap konten yang mereka tonton. Dengan adanya label ini, pengguna dapat lebih yakin bahwa video yang mereka saksikan adalah asli dan bukan hasil manipulasi AI.
Kedua, label ini akan memberikan apresiasi dan pengakuan kepada kreator konten yang menghasilkan karya asli dengan jerih payah mereka sendiri. Ketiga, label ini akan mendorong penggunaan teknologi C2PA secara luas, sehingga semakin banyak konten yang dapat diverifikasi keasliannya. Keempat, label ini akan membantu mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan yang dibuat menggunakan AI generatif.
Meskipun label “Direkam dengan Kamera” merupakan langkah maju dalam memerangi konten AI yang manipulatif, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah adopsi teknologi C2PA yang masih terbatas.
Saat ini, hanya segelintir perangkat yang mendukung C2PA, sehingga label ini belum dapat diterapkan secara luas. Selain itu, ada pula kemungkinan pemalsuan metadata C2PA oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, diperlukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan keamanan dan keandalan sistem C2PA.
Tantangan lainnya adalah perkembangan teknologi AI yang sangat pesat. Algoritma AI generatif terus berkembang dan semakin canggih, sehingga semakin sulit untuk membedakan konten asli dan konten buatan AI. YouTube perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan ini untuk memastikan bahwa platform mereka tetap menjadi sumber informasi yang terpercaya.
Label “Direkam dengan Kamera” adalah sebuah langkah awal yang penting dalam upaya YouTube menjaga keaslian konten dan memerangi informasi yang menyesatkan. Label ini memberikan transparansi dan kepercayaan kepada pengguna, serta mendorong penggunaan teknologi C2PA.
Ke depannya, YouTube perlu terus berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan efektivitas label ini dan mengembangkan solusi lain untuk memastikan keaslian konten di platformnya. (nova/fine)