RaksasaBisnis
Whoosh Bikin WIKA Rugi Rp7,12 Triliun di 2023
Rifinet.com, Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatat kerugian besar Rp7,12 triliun sepanjang 2023. Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengungkapkan salah satu penyebab utama adalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Agung menjelaskan bahwa WIKA telah menggelontorkan dana hingga Rp12 triliun untuk proyek KCJB. Sebanyak Rp6,1 triliun merupakan penyertaan modal, sedangkan sisanya masih dalam proses pembayaran.
“Kita itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang memang dari penyertaan saja kita sudah Rp6,1 triliun. Kemudian yang masih disputeatau kita belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun. Sehingga hampir Rp12 triliun,” ujar Agung.
WIKA menjadi salah satu pemegang saham PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan 38 persen. PSBI merupakan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang menggenggam mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebesar 60 persen.
Untuk memenuhi kebutuhan modal proyek KCJB, WIKA terpaksa menerbitkan obligasi yang mengakibatkan beban keuangan membengkak. Hal ini terlihat dari peningkatan beban lain-lain sebesar 310,16 persen menjadi Rp5,40 triliun dan beban keuangan naik 133,70 persen menjadi Rp3,20 triliun pada 2023.
Kerugian yang dialami WIKA pada 2023 meningkat signifikan sebesar 11.860 persen dibandingkan kerugian pada 2022 yang hanya sebesar Rp59,59 miliar.
Selain proyek KCJB, WIKA juga mencatat kerugian dari bisnis properti yang memberikan Surat Hibah Lahan (SHL) dalam jumlah besar pada periode 2019-2022.
Meskipun demikian, Agung optimistis kinerja WIKA akan membaik pada tahun 2024 dengan target perolehan kontrak baru sebesar Rp40 triliun.