PerisaiDigital
Waspada! Penipuan Berkedok AI Incar Akun Gmail Anda
Rifinet.com, Jakarta– Kecerdasan buatan (AI) telah membawa banyak kemajuan di berbagai bidang, namun sayangnya, teknologi canggih ini juga dapat disalahgunakan untuk tujuan jahat. Baru-baru ini, modus penipuan online yang memanfaatkan AI telah muncul ke permukaan, menyasar pengguna Gmail dengan taktik yang semakin canggih dan meyakinkan.
Seorang konsultan solusi Microsoft, Sam Mitrovic, hampir menjadi korban penipuan berkedok AI yang mengincar akun Gmail miliknya. Pengalamannya ini menjadi peringatan bagi kita semua akan pentingnya kewaspadaan di era digital.
Kejadian bermula ketika Mitrovic menerima notifikasi di akun Gmail-nya yang menyatakan adanya upaya pemulihan akun yang berasal dari Amerika Serikat. Mitrovic merasa curiga karena ia tidak pernah mengajukan permintaan pemulihan akun tersebut. Ia pun mengabaikan notifikasi itu.
Tak lama kemudian, Mitrovic menerima panggilan tak terjawab dari nomor yang teridentifikasi sebagai Google Sydney. Sekitar 40 menit berselang, notifikasi permintaan pemulihan akun Gmail muncul kembali, diikuti dengan panggilan telepon dari nomor yang sama. Penasaran, Mitrovic pun mengangkat telepon tersebut.
“Suara di seberang terdengar seperti orang Amerika, sangat sopan dan profesional,” ungkap Mitrovic dalam blog pribadinya. Penelepon tersebut mengaku bekerja di Google dan menyatakan bahwa ada aktivitas mencurigakan di akun Gmail milik Mitrovic. Ia menjelaskan bahwa seseorang telah mengakses akun Mitrovic selama seminggu dan mengunduh data pribadinya.
Mitrovic yang semakin curiga kemudian melakukan pengecekan nomor telepon tersebut. Ia menemukan bahwa nomor itu memang terdaftar sebagai milik Google. Namun, ia menyadari bahwa pemalsuan nomor telepon bukanlah hal yang sulit dilakukan di era digital ini.
Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, Mitrovic meminta penelepon untuk mengirimkan email resmi terkait upaya pemulihan akun. Tak lama kemudian, email yang dinanti pun tiba. Sekilas, email tersebut tampak meyakinkan dengan domain pengirim yang berasal dari Google.
Namun, setelah diamati lebih teliti, Mitrovic menemukan kejanggalan pada alamat email penerima. Alamat email tersebut menggunakan domain “InternalCaseTracking dot com” yang jelas bukan domain resmi Google.
Mitrovic pun semakin yakin bahwa ia sedang berhadapan dengan upaya penipuan. Ia mulai memperhatikan dengan seksama cara bicara sang penelepon. Mitrovic menyadari bahwa pelafalan kata-kata yang diucapkan penelepon terlalu sempurna dan tidak berubah sama sekali, meskipun diulang berkali-kali. Dari situlah, ia menyimpulkan bahwa suara yang ia dengar adalah suara AI yang dihasilkan oleh teknologi text-to-speech.
Tanpa ragu, Mitrovic segera mengakhiri panggilan telepon tersebut. Ia mencoba menelepon balik nomor tersebut, namun panggilannya dialihkan ke pesan suara dengan pesan “Ini Google Maps, saat ini kami tidak dapat menerima panggilan Anda.” Hal ini semakin menguatkan dugaan Mitrovic bahwa ia telah menjadi target penipuan.
Kasus yang dialami Mitrovic ini menunjukkan bahwa teknologi AI dapat disalahgunakan untuk melancarkan aksi kejahatan siber. Penipuan berkedok AI ini terbilang sangat canggih dan meyakinkan, sehingga berpotensi menjebak banyak korban.
Modus operandi yang digunakan para penipu dalam kasus ini cukup cerdik. Mereka memanfaatkan notifikasi dan email palsu yang tampak resmi, serta panggilan telepon dengan suara AI yang meyakinkan, untuk memanipulasi korban agar memberikan informasi pribadi atau mengizinkan akses ke akun mereka.
Ancaman Penipuan AI dan Pentingnya Kewaspadaan
Maraknya penipuan berkedok AI ini menegaskan perlunya peningkatan kewaspadaan di era digital. Penjahat siber terus mengembangkan taktik baru untuk mencuri data dan merugikan pengguna internet. Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati dan tidak mudah terperdaya oleh modus penipuan yang semakin canggih.
Berikut beberapa tips untuk menghindari penipuan berkedok AI:
- Waspada terhadap notifikasi dan email yang mencurigakan. Jangan pernah mengklik tautan atau memberikan informasi pribadi pada notifikasi atau email yang tidak Anda kenal atau tidak Anda harapkan.
- Verifikasi identitas penelepon. Jika Anda menerima panggilan telepon dari seseorang yang mengaku dari Google atau perusahaan lain, jangan mudah percaya. Minta mereka untuk mengirimkan email resmi atau verifikasi identitas mereka melalui saluran resmi perusahaan.
- Perhatikan detail email. Periksa dengan teliti alamat email pengirim dan penerima. Pastikan email tersebut berasal dari domain resmi perusahaan.
- Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA). 2FA memberikan lapisan keamanan ekstra pada akun Anda. Dengan mengaktifkan 2FA, penipu akan kesulitan mengakses akun Anda meskipun mereka berhasil mendapatkan kata sandi Anda.
- Laporkan penipuan. Jika Anda mencurigai adanya upaya penipuan, segera laporkan ke Google atau pihak berwenang.
Selain itu, penting juga untuk terus meningkatkan pengetahuan kita tentang modus penipuan online dan cara menghindarinya. Dengan demikian, kita dapat melindungi diri dan data pribadi kita dari ancaman kejahatan siber.
Di era digital yang semakin maju ini, keamanan siber menjadi sangat penting. Mari kita tingkatkan kewaspadaan dan pengetahuan kita agar terhindar dari berbagai modus penipuan online, termasuk penipuan berkedok AI yang semakin marak ini. (nova/fine)