Connect with us

RaksasaBisnis

Usai Ganti Logo, Kini Bank Permata Incar KBMI IV dan Spin Off Unit Syariah

Published

on

Rifinet.com, Jakarta– PT Bank Permata Tbk. (BNLI) tengah menjalani transformasi signifikan dengan memperkenalkan logo baru berbentuk bunga lotus berwarna biru. Rebranding ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan citra yang kohesif dan terpadu dengan Bangkok Bank, yang kini menjadi pemegang saham pengendali.

Transformasi ini menandai ambisi PermataBank untuk naik kelas menjadi bank KBMI IV dan memperkuat perbankan syariah di Indonesia. Kehadiran Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae dalam acara peluncuran logo baru PermataBank menjadi momentum penting. Dian mengungkapkan harapannya agar PermataBank dan Bangkok Bank terus berkembang dan meningkatkan permodalan menuju KBMI IV.

“Kami mengapresiasi kontribusi Permata Bank dan Bangkok Bank selama ini, dan ke depannya berharap akan terus mengembangkan diri menjadi bank yang semakin memberikan kontribusi kepada sistem perbankan Indonesia, termasuk peningkatan permodalan menuju bank KBMI 4,” ujar Dian.

Direktur Utama PermataBank Meliza M. Rusli menyambut positif harapan OJK tersebut. Ia menyampaikan optimismenya dengan menyebutkan bahwa PermataBank selalu mencatatkan pertumbuhan positif dan modal inti saat ini sudah mencapai sekitar Rp50 triliun.

“Rp20 triliun (kekurangan modal inti untuk mencapai KBMI IV) memang bisa dikejar dengan pertumbuhan profitabilitas bank ke depannya,” ujar Meliza.

Advertisement

Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2024, modal inti PermataBank tercatat sebesar Rp48,88 triliun. Untuk mencapai KBMI IV, PermataBank perlu mencapai modal inti minimum sebesar Rp70 triliun. Meliza menyampaikan bahwa pertumbuhan PermataBank sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi makro.

“Jadi kalau misalnya pertumbuhan Indonesia seperti yang dicita-citakan oleh pemerintah yang baru itu menuju ke arah 8%, tentu pertumbuhan perbankan di Indonesia mungkin juga akan mencapai di level itu,” jelasnya.

Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Meliza optimis PermataBank dapat mencapai KBMI IV dalam 5 hingga 8 tahun ke depan.

“Tapi tentu bisa juga lebih cepat, bisa juga lebih lama tergantung dari perekonomian,” tambahnya.

Selain mendorong peningkatan modal inti, OJK juga berharap PermataBank dapat mendukung konsolidasi perbankan syariah melalui spin off Unit Usaha Syariah (UUS). Spin off UUS merupakan strategi yang ditempuh OJK untuk memperkuat perbankan syariah di Indonesia.

Advertisement

Dengan spin off, UUS akan berubah menjadi entitas bank syariah yang independen dan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam mengembangkan bisnisnya. Hal ini sejalan dengan perkembangan industri keuangan syariah global yang menunjukkan pertumbuhan pesat.

Menurut laporan “State of the Global Islamic Economy Report 2022”, aset keuangan syariah global diperkirakan mencapai US$3,8 triliun pada tahun 2021 dan diproyeksikan tumbuh menjadi US$5,9 triliun pada tahun 2026. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri keuangan syariah global, mengingat populasi muslim yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Ambisi PermataBank untuk naik kelas ke KBMI IV merupakan langkah strategis yang sejalan dengan visi OJK untuk meningkatkan daya saing perbankan nasional. Dengan modal inti yang lebih besar, PermataBank akan memiliki kemampuan yang lebih kuat dalam menyalurkan kredit, mengembangkan produk dan layanan, serta melakukan ekspansi bisnis. Hal ini akan memungkinkan PermataBank untuk berkompetisi lebih efektif di pasar dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian Indonesia.

Namun, perjalanan menuju KBMI IV tidaklah mudah. PermataBank perlu menghadapi sejumlah tantangan di tengah dinamika industri perbankan yang semakin kompleks. Persaingan yang ketat dengan masuknya pemain-pemain baru, seperti bank digital, dan inovasi produk yang terus berkembang, menuntut PermataBank untuk memperkuat diferensiasi produk dan layanan untuk memenangkan persaingan.

Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, seperti perang di Eropa dan peningkatan inflasi, dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pada gilirannya berdampak pada kinerja PermataBank. PermataBank perlu memiliki strategi mitigasi risiko yang kuat untuk menghadapi ketidakpastian ini, seperti diversifikasi portofolio kredit dan pengelolaan likuiditas yang prudent.

Advertisement

Perkembangan teknologi digital yang pesat menuntut PermataBank untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kemampuan dalam menyediakan layanan perbankan digital yang inovatif dan aman. PermataBank perlu berinvestasi pada teknologi dan infrastruktur digital untuk memenuhi ekspektasi nasabah yang semakin tinggi, seperti mobile banking yang user-friendly, internet banking yang aman, dan layanan customer service yang responsif.

Untuk mengatasi tantangan tersebut dan mewujudkan ambisinya, PermataBank perlu melakukan sejumlah langkah strategis. Peningkatan efisiensi operasional melalui digitalisasi proses, optimalisasi jaringan kantor cabang, dan peningkatan produktivitas karyawan menjadi krusial untuk menekan biaya dan meningkatkan profitabilitas.

Inovasi dalam mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah juga perlu terus dilakukan. PermataBank dapat mengembangkan produk digital yang user-friendly, layanan wealth management yang komprehensif, dan pembiayaan syariah yang kompetitif untuk memenuhi kebutuhan segmen nasabah yang berbeda.

Memperkuat jaringan distribusi baik secara fisik maupun digital juga penting untuk menjangkau lebih banyak nasabah. PermataBank dapat memperluas jaringan kantor cabang di daerah-daerah dengan potensi pertumbuhan tinggi dan meningkatkan kehadiran di platform digital, seperti e-commerce dan media sosial.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program pelatihan dan pengembangan yang relevan dengan kebutuhan industri juga perlu diprioritaskan. PermataBank perlu menarik dan mempertahankan talenta di bidang digital dan keuangan syariah untuk mendukung transformasi dan pertumbuhan bisnis.

Advertisement

Dengan strategi yang tepat dan eksekusi yang konsisten, PermataBank optimis dapat mencapai target untuk naik kelas ke KBMI IV dan menjadi salah satu bank terkemuka di Indonesia. Transformasi yang dilakukan PermataBank ini merupakan langkah positif yang tidak hanya akan meningkatkan daya saing bank, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. (alief/syam)