DenyutPasar
Ubisoft Dituduh Manipulasi Saham, Investor Desak Perombakan Besar-besaran
Rifinet.com– Industri game tengah diguncang oleh tuduhan serius terhadap salah satu raksasa terkemuka, Ubisoft. Investor AJ Investments menuduh perusahaan ini sengaja melemahkan harga sahamnya sendiri untuk memuluskan rencana pembelian kembali saham (buyback) dengan harga murah, memperbesar kendali perusahaan. Dugaan kolusi dengan Tencent, pemegang saham terbesar kedua, turut menambah kompleksitas masalah ini.
AJ Investments menuding Ubisoft dan Tencent bersekongkol dalam skenario ini. Strategi yang diduga digunakan termasuk penundaan peluncuran game dan rilis game dengan kualitas di bawah standar. Aksi ini ditengarai bertujuan menekan harga saham Ubisoft, sehingga Ubisoft dan Tencent dapat membeli kembali saham dari pemegang saham minoritas dengan harga diskon. Saat ini, gabungan kepemilikan saham Ubisoft dan Tencent mencapai 25%.
Tuduhan ini muncul di tengah performa saham Ubisoft yang kurang menggembirakan. Penjualan game Star Wars Outlaws yang kurang memuaskan dan menurunnya popularitas XDefiantmenjadi pemicu utama sentimen negatif pasar. Namun, AJ Investments menilai ada faktor yang lebih besar bermain di balik layar, yaitu manipulasi harga saham yang disengaja.
AJ Investments, yang dikenal vokal menyuarakan kritik terhadap manajemen Ubisoft, menuntut perubahan besar-besaran. Mereka mendesak penggantian CEO Yves Guillemot, menghidupkan kembali franchise game lama yang terbengkalai, bahkan menjadikan Ubisoft perusahaan privat kembali. Langkah drastis seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) massal juga diajukan untuk mengoptimalkan biaya operasional.
Hingga saat ini, Ubisoft belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan dan tuntutan AJ Investments. Situasi ini menambah ketidakpastian bagi para investor dan pelaku pasar. Analis pasar modal, Pierre Martin dari XYZ Securities, menilai tuduhan AJ Investments sangat serius dan bisa berdampak luas. “Jika terbukti benar, ini akan menjadi skandal besar yang mencoreng reputasi Ubisoft dan Tencent. Investor akan kehilangan kepercayaan, dan regulator pasar modal bisa turun tangan melakukan investigasi,” ujarnya.
Ubisoft telah melantai di bursa saham selama lebih dari tiga dekade. Perusahaan ini pernah mengalami masa kejayaan, terutama satu dekade lalu, berkat kesuksesan sejumlah franchise game populernya seperti Assassin’s Creed, Far Cry, dan Watch Dogs. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Ubisoft menghadapi tantangan berat, termasuk persaingan ketat dari developer game lain, perubahan tren pasar, dan beberapa kegagalan peluncuran game seperti Ghost Recon Breakpointyang mendapat ulasan negatif.
Kontroversi ini menempatkan Ubisoft di persimpangan jalan. Perusahaan harus segera merespons tuduhan AJ Investments secara transparan dan meyakinkan. Jika tidak, kepercayaan investor akan semakin tergerus, dan harga saham bisa terus tertekan. Di sisi lain, tuntutan AJ Investments untuk melakukan perombakan besar-besaran juga patut dipertimbangkan. Mungkin sudah saatnya bagi Ubisoft untuk melakukan perubahan mendasar dalam strategi bisnis dan manajemennya agar bisa kembali bersaing di industri game yang semakin dinamis.
Kasus ini juga bisa berdampak pada industri game secara keseluruhan. Jika tuduhan manipulasi saham terbukti benar, regulator pasar modal mungkin akan memperketat pengawasan terhadap perusahaan game yang melantai di bursa. Hal ini bisa mempersulit perusahaan game untuk mendapatkan pendanaan dari pasar modal. Selain itu, kasus ini juga bisa memicu perdebatan tentang etika bisnis di industri game. Apakah praktik-praktik seperti penundaan peluncuran game dan rilis game berkualitas rendah demi kepentingan bisnis tertentu bisa dibenarkan? (alief/syam)