Connect with us

RaksasaBisnis

Sudah 5 Tahun Hengkang Dari RI, Secara Mengejutkan Uber Ingin Caplok Expedia

Published

on

Rifinet.com, Jakarta – Raksasa ride-hailing asal Amerika Serikat, Uber Technologies Inc., dikabarkan tengah menjajaki akuisisi terhadap perusahaan pemesanan perjalanan online, Expedia Group Inc. Langkah strategis ini mengindikasikan ambisi Uber untuk melebarkan sayapnya melampaui layanan transportasi dan pengiriman makanan, mengincar ceruk pasar yang lebih luas di industri travelglobal.

Kabar mengejutkan ini pertama kali dihembuskan oleh Financial Timespada Rabu (17/10/2024), mengutip sumber yang mengetahui isu tersebut. Laporan itu menyebutkan bahwa Uber telah berdiskusi dengan para penasihatnya mengenai kemungkinan penawaran untuk Expedia.

Meskipun diskusi masih dalam tahap awal dan belum ada kepastian kesepakatan, berita ini langsung mengguncang pasar saham. Saham Expedia melonjak hingga 8% di perdagangan pre-markethari Kamis (18/10/2024), sementara saham Uber turun lebih dari 3%.

Lonjakan saham Expedia ini menunjukkan antusiasme investor terhadap potensi sinergi dan peluang pertumbuhan yang dihadirkan oleh akuisisi ini. Di sisi lain, penurunan saham Uber kemungkinan mencerminkan kekhawatiran investor akan besarnya biaya akuisisi dan tantangan integrasi yang mungkin dihadapi.

Akuisisi Expedia akan menjadi langkah transformatif bagi Uber. Dengan valuasi pasar mencapai US$20 miliar, Expedia merupakan salah satu pemain utama di industri travel online global. Platform ini menaungi berbagai merek ternama, termasuk Hotels.com, Vrbo (penyedia layanan sewa liburan), dan Trivago (mesin pencari hotel).

Advertisement

Expedia juga memiliki jaringan luas mitra hotel, maskapai penerbangan, dan penyedia layanan perjalanan lainnya di seluruh dunia. Pada tahun 2023, Expedia mencatatkan pendapatan sebesar US$11,66 miliar, meningkat 18% dari tahun sebelumnya, dengan gross bookingsmencapai US$112,8 miliar.

Jika terealisasi, akuisisi ini akan menjadi yang terbesar dalam sejarah Uber, menandakan ambisi perusahaan yang dipimpin oleh Dara Khosrowshahi itu untuk bertransformasi menjadi “super app”. Uber ingin menjadi platform serba ada yang memenuhi berbagai kebutuhan konsumen, mulai dari transportasi, pengiriman makanan, hingga pemesanan perjalanan.

Strategi “super app” ini telah terbukti sukses di beberapa negara, terutama di Asia, di mana aplikasi seperti WeChat dan Grab telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Uber telah lama mengincar ekspansi ke berbagai vertikal bisnis,” ujar Dan Ives, Managing Director Wedbush Securities, kepada CNBC International. “Akuisisi Expedia akan memberikan Uber akses ke basis pengguna dan teknologi yang signifikan di industri travel, mempercepat upaya mereka untuk menjadi ‘one-stop shop’ bagi konsumen.”

Sinergi antara Uber dan Expedia terlihat jelas. Uber dapat mengintegrasikan layanan ride-hailing ke dalam platform Expedia, memudahkan pengguna untuk memesan transportasi dari bandara ke hotel atau destinasi wisata.

Advertisement

Bayangkan, pengguna dapat memesan tiket pesawat, hotel, dan transportasi bandara sekaligus dalam satu aplikasi. Di sisi lain, Expedia akan diuntungkan dari akses ke basis pengguna Uber yang masif dan teknologi canggih, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan machine learning, yang dapat meningkatkan pengalaman pemesanan dan personalisasi bagi pelanggan.

Uber memiliki lebih dari 131 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia, sementara Expedia memiliki basis pengguna yang loyal dan data perjalanan yang kaya. Kombinasi keduanya akan menciptakan kekuatan yang dominan di industri travel.

Namun, akuisisi ini juga dibayangi oleh sejumlah tantangan. Uber harus bersiap menghadapi persaingan yang semakin ketat di industri travel online, di mana Expedia harus bersaing dengan pemain besar lainnya seperti Booking Holdings, Airbnb, dan Google Travel.

Booking Holdings, dengan kapitalisasi pasar mencapai US$100 miliar, merupakan pemimpin pasar di industri pemesanan akomodasi online. Airbnb, dengan valuasi mencapai US$85 miliar, telah merevolusi industri penginapan dengan platform penyewaan rumah dan apartemennya. Sementara itu, Google Travel, dengan kekuatan mesin pencarinya, menjadi pintu gerbang utama bagi banyak wisatawan dalam mencari informasi dan memesan perjalanan.

Selain itu, Uber juga perlu memastikan integrasi yang mulus antara kedua platform dan menghindari potensi konflik kepentingan dengan mitra yang sudah ada. Menggabungkan dua perusahaan dengan budaya dan sistem yang berbeda bukanlah tugas yang mudah. Uber dan Expedia perlu memastikan bahwa integrasi teknologi, operasional, dan sumber daya manusia berjalan lancar untuk memaksimalkan sinergi dan efisiensi.

Advertisement

Menariknya, Dara Khosrowshahi, CEO Uber saat ini, memiliki riwayat panjang dengan Expedia. Ia menjabat sebagai CEO Expedia dari tahun 2005 hingga 2017, sebelum akhirnya bergabung dengan Uber. Khosrowshahi pun masih menjadi anggota dewan direksi Expedia.

Pengalaman dan pengetahuan mendalam Khosrowshahi tentang Expedia diyakini menjadi faktor pendorong di balik rencana akuisisi ini. Kepemimpinannya yang kuat dan visinya yang jelas diyakini dapat membawa Uber dan Expedia menuju kesuksesan di masa depan.

“Khosrowshahi memiliki pemahaman yang mendalam tentang industri traveldan seluk-beluk Expedia,” kata Roger McNamee, investor awal Facebook dan pengamat industri teknologi. “Ini memberikan Uber keunggulan strategis dalam menavigasi proses akuisisi dan integrasi.”

Langkah akuisisi Expedia menunjukkan bahwa Uber tidak puas hanya menjadi pemain di industri ride-hailing. Perusahaan ini terus berinovasi dan mengeksplorasi peluang baru untuk memperluas jangkauan dan mendominasi pasar.

Sebelumnya, Uber telah melakukan diversifikasi ke layanan pengiriman makanan melalui Uber Eats, pengiriman barang melalui Uber Freight, dan bahkan mengembangkan teknologi kendaraan otonom.

Advertisement

Jika akuisisi ini berhasil, Uber akan menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan di industri travelglobal, menciptakan ekosistem yang terintegrasi untuk memenuhi semua kebutuhan perjalanan konsumen.

Bayangkan sebuah platform di mana Anda dapat memesan tiket pesawat, hotel, rental mobil, transportasi dari bandara ke hotel, memesan makanan di restoran lokal, dan bahkan memesan tiket atraksi wisata, semua dalam satu aplikasi. Ini adalah visi Uber untuk masa depan, dan akuisisi Expedia adalah langkah besar untuk mewujudkannya.

Rencana akuisisi Expedia oleh Uber merupakan langkah strategis yang berpotensi mengubah lanskap industri travel global. Dengan mengintegrasikan layanan ride-hailingdan pemesanan perjalanan, Uber berambisi untuk menjadi “super app” yang memenuhi semua kebutuhan perjalanan konsumen.

Meskipun dihadapkan pada sejumlah tantangan, akuisisi ini memiliki potensi untuk menciptakan sinergi yang signifikan dan mendorong pertumbuhan kedua perusahaan di masa depan. (nova/fine)

Advertisement