RaksasaBisnis
Starlink Agresif Banting Harga, APJII: Gimmick Pemasaran
Rifinet.com, Jakarta – Starlink, layanan internet satelit besutan Elon Musk, kembali membuat gebrakan dengan memangkas harga perangkatnya hingga 50%. Kini, perangkat Starlink hanya dibanderol Rp3,9 juta, jauh lebih murah dari harga awal Rp7,8 juta.
Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyoroti langkah agresif ini. Sekretaris Jenderal APJII, Zulfadly Syam, menilai bahwa banting harga ini lebih merupakan strategi pemasaran untuk mempercepat penetrasi Starlink di Indonesia.
“Masyarakat Indonesia sudah cukup pintar dalam memilih koneksi internet. Penurunan harga ini adalah gimmick untuk meningkatkan layanan,” ujar Zulfadly.
Ia menekankan bahwa kepemilikan perangkat menjadi kunci untuk mengakses layanan Starlink, sehingga harga murah menjadi daya tarik.
Meski demikian, APJII tetap waspada terhadap potensi predatory pricing, di mana harga yang terlalu rendah dapat mengganggu persaingan sehat.
“Kami akan bandingkan harga Starlink dengan harga pembentuk harga. Jika turunnya tidak masuk akal, tentu akan membahayakan bisnis ISP dan masyarakat,” tegas Zulfadly.
Starlink sendiri belum pernah menjual perangkatnya dengan harga ‘normal’. Sejak resmi beroperasi di Indonesia, harga perangkatnya terus turun, dari Rp7,8 juta menjadi Rp4,68 juta, lalu Rp5,9 juta, dan kini Rp3,9 juta.
Zulfadly berpendapat, Indonesia menjadi pasar yang menarik bagi perusahaan telekomunikasi, termasuk Starlink. Dengan penetrasi internet mencapai 79,5% atau 221 juta penduduk, potensi pasarnya sangat besar.
Sementara itu, harga layanan bulanan Starlink tetap Rp750.000 dengan kuota tanpa batas. Banting harga perangkat ini berlaku hingga 16 September 2024.
Apakah strategi Starlink ini akan berhasil merebut hati masyarakat Indonesia? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya. (nova/fine)