CakrawalaTekno
Revolusi Hijau Menara Telekomunikasi Indonesia Siap Melompat ke Era Baru Konektivitas?
Rifinet.com, Jakarta– Industri menara telekomunikasi di Indonesia berada di ambang transformasi besar. Didorong oleh meningkatnya kebutuhan akan konektivitas berkualitas tinggi dan tuntutan akan pembangunan berkelanjutan, industri ini tengah bergerak menuju era baru yang ditandai dengan efisiensi, keberlanjutan, dan inovasi.
Meskipun menara telekomunikasi tetap menjadi tulang punggung ekosistem telekomunikasi Indonesia, kualitas infrastruktur masih memerlukan banyak peningkatan. Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel, Sigit Puspito Wigati Jarot, menyoroti ketertinggalan Indonesia dalam layanan broadband dibandingkan negara lain.
Menurut data dari Speedtest Global Index per Agustus 2024, Indonesia menempati peringkat ke-71 untuk kecepatan broadband seluler dan ke-103 untuk kecepatan broadband tetap. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pelaku industri untuk berinovasi dan menghadirkan solusi yang lebih baik.
Tren Menuju Infrastruktur Hijau dan Efisien
Sigit melihat adanya pergeseran tren ke arah infrastruktur telekomunikasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Operator seluler, sebagai penyewa menara, semakin tertarik pada pemain menara yang mampu menawarkan harga terjangkau dan emisi rendah. Kebutuhan akan penggunaan infrastruktur bersama dan infrastruktur telekomunikasi yang lebih hijau semakin mendesak.
Perusahaan-perusahaan menara telah merespons tren ini dengan berbagai inovasi. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL), misalnya, telah membangun 19 menara ramah lingkungan di Ibu Kota Negara (IKN), terdiri dari menara besar (makro) dan menara kecil (mikro). Menara-menara ini menggunakan teknologi yang lebih efisien energi dan material, serta dirancang untuk meminimalkan dampak lingkungan.
Selain itu, beberapa pemain menara juga melakukan redesain pembangunan menara untuk menekan energi dan emisi. Penggunaan panel surya, sistem pendingin yang lebih efisien, dan material ramah lingkungan menjadi beberapa strategi yang diterapkan. Teknologi pemancar di menara juga dikembangkan sehingga satu pemancar dapat digunakan lebih dari satu tenant, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
Prospek Cerah di Tengah Tantangan
Sigit optimis bahwa bisnis menara telekomunikasi masih memiliki prospek yang sangat cerah, asalkan para pelaku industri mampu beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang ada. Perkembangan teknologi seperti 5G dan Internet of Things (IoT) akan semakin meningkatkan kebutuhan akan infrastruktur telekomunikasi yang handal dan efisien.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan industri ini. Dengan kebijakan yang mendukung, seperti penyederhanaan perizinan dan insentif untuk investasi di infrastruktur hijau, Indonesia dapat membangun ekosistem telekomunikasi yang berkelanjutan dan inklusif.
Dinamika Pasar: Pemain Asing Menimbang Opsi
Di tengah optimisme tersebut, dinamika pasar juga menghadirkan tantangan tersendiri. DigitalBridge Group Inc., perusahaan infrastruktur digital yang berbasis di Amerika Serikat, dikabarkan tengah mempertimbangkan berbagai opsi strategis terkait EdgePoint Infrastructure, unit bisnis mereka di Asia Tenggara, termasuk kemungkinan penjualan sebagian atau keseluruhan aset.
EdgePoint adalah pemegang saham di balik PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT) untuk pasar Indonesia. Menurut sumber Bloomberg, DigitalBridge saat ini sedang bekerja sama dengan penasihat keuangan untuk melakukan kajian strategis yang bisa menghasilkan transaksi penjualan EdgePoint. Perusahaan diperkirakan mengincar valuasi hingga US$4 miliar (sekitar Rp61,64 triliun) untuk aset bisnis menara telekomunikasi ini.
Pergeseran tren menuju infrastruktur yang lebih hijau dan efisien, ditambah dengan meningkatnya kebutuhan akan konektivitas berkualitas tinggi, menandakan bahwa industri menara telekomunikasi di Indonesia berada di ambang transformasi besar.
Para pemain industri perlu terus berinovasi dan beradaptasi untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar yang semakin dinamis ini. Kolaborasi antara pemerintah, operator seluler, dan penyedia infrastruktur juga akan menjadi kunci untuk mewujudkan visi Indonesia yang terhubung secara digital dan berkelanjutan.
Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat, Indonesia dapat membangun infrastruktur telekomunikasi yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi digital, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan. Masa depan menara telekomunikasi Indonesia adalah masa depan yang hijau, efisien, dan inklusif. (alief/syam)