PerisaiDigital
Privasi Terancam, Bijak Melindungi Diri di Era AI Generatif
Rifinet.com – Era kecerdasan buatan (AI) generatifseperti ChatGPT, Gemini, Copilot, dan Apple Intelligence telah membawa kemudahan dan inovasi bagi kehidupan kita.
Namun, gemerlap teknologi ini menyimpan potensi ancaman terhadap privasi pengguna yang seringkali luput dari perhatian.
Jodi Daniels, pakar privasi dari Red Clover Advisors, menekankan pentingnya kesadaran konsumen akan perbedaan kebijakan privasipada setiap perangkat AI.
Tidak ada jaminan universal untuk melindungi data pribadi, dan pemahaman akan pengaturan privasi tiap platformmenjadi krusial.
Integrasi AI ke berbagai perangkat, termasuk laptop dan ponsel pintar, meningkatkan urgensi isu ini. Microsoft, misalnya, telah meluncurkan Surface PC dengan tombol khusus untuk mengakses Copilot, bot AI mereka.
Apple juga tak ketinggalan, mengumumkan visi AI mereka dengan fokus pada model-model yang berjalan pada perangkat dan chipApple, sembari menjanjikan perlindungan privasi pengguna.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi privasi di tengah perkembangan pesat AI generatif:
- Teliti Kebijakan Privasi: Sebelum menggunakan suatu perangkat AI, bacalah kebijakan privasi dengan cermat. Cari tahu bagaimana data Anda akan digunakan, apakah ada opsi untuk menonaktifkan berbagi data, serta batasan penyimpanan dan penghapusan data. Jika Anda kesulitan menemukan informasi ini, pertimbangkan untuk mencari alternatif lain.
- Jaga Kerahasiaan Data Sensitif: Hindari memasukkan data sensitif, baik pribadi maupun terkait pekerjaan, ke dalam model AI generatif. Informasi rahasia dapat disalahgunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan. Perusahaan juga semakin waspada terhadap risiko penggunaan AI oleh karyawan, terutama saat menangani dokumen rahasia.
- Manfaatkan Opsi “Opt-Out”: Beberapa platform AI menawarkan opsi “opt-out” untuk membatasi penggunaan data Anda. ChatGPT, misalnya, memungkinkan pengguna untuk menonaktifkan fitur yang menggunakan data mereka untuk melatih model AI. Manfaatkan fitur ini untuk menjaga kendali atas data Anda.
- “Opt-In” dengan Bijak: Beberapa perusahaan, seperti Microsoft, mengintegrasikan AI ke dalam perangkat lunak umum seperti Microsoft 365. Fitur ini dapat meningkatkan produktivitas, namun pastikan Anda memahami konsekuensi berbagi data sebelum mengaktifkan opsi “opt-in.” Anda selalu dapat menarik kembali izin ini jika merasa tidak nyaman.
- Batasi Retensi Data untuk Pencarian AI: Saat menggunakan AI untuk mencari informasi, batasi periode penyimpanan data pada perangkat AI. Hapus riwayat percakapan setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Ini membantu mengurangi risiko penyalahgunaan data oleh pihak ketiga.
- Pertimbangkan Alternatif yang Berfokus pada Privasi: Jika privasi menjadi prioritas utama, pertimbangkan untuk menggunakan platform yang secara khusus dirancang untuk melindungi data pengguna. Aloha Browser, misalnya, adalah peramban yang mengutamakan privasi pengguna.
Pentingnya Menjaga Privasi di Era AI
Jacob Hoffman-Andrews, teknolog dari Electronic Frontier Foundation, mengingatkan bahwa risiko penyalahgunaan data pribadi dalam model AI jauh lebih sulit untuk diatasi daripada data yang tersebar di internet.
Meskipun ada upaya untuk mengurangi dampak data sensitif dalam model AI, metode ini belum sepenuhnya efektif.
Seiring perkembangan AI generatif yang semakin pesat, penting bagi kita untuk tetap waspada dan bijak dalam melindungi privasi.
Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah di atas, kita dapat menikmati manfaat teknologi AI tanpa mengorbankan keamanan data pribadi.