PerisaiDigital
Peretasan PDNS 2: Microsoft Bela Windows Defender, Soroti Pentingnya Strategi Keamanan Berlapis
Rifinet.com – Microsoft Indonesia angkat bicara terkait insiden peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang diduga melibatkan penonaktifan Windows Defender. Dalam pernyataan resmi, Microsoft menegaskan bahwa Windows Defender adalah “solusi keamanan terpercaya” yang melindungi jutaan perangkat setiap harinya.
“Windows Defender merupakan bagian penting dari solusi Microsoft Security, namun perlu diingat bahwa ia adalah satu komponen dari strategi keamanan yang lebih luas,” jelas Microsoft Indonesia. “Untuk perlindungan efektif, penting untuk menggabungkan Windows Defender dengan praktik keamanan siber lainnya, seperti autentikasi multifaktor, pembaruan sistem rutin, perlindungan data, dan penerapan prinsip Zero Trust.”
Pernyataan ini muncul setelah audit forensik Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkap bahwa serangan ransomware pada PDNS 2 dimulai dengan penonaktifan Windows Defender. Sejumlah pihak kemudian mengkritik penggunaan antivirus bawaan Microsoft ini.
Microsoft menekankan bahwa mereka terus memperbarui dan meningkatkan Windows Defenderuntuk menghadapi ancaman siber yang terus berkembang. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa teknologi saja tidak cukup. “Kebiasaan pengguna dalam menerapkan praktik kebersihan siber juga sangat krusial,” tegas Microsoft.
Pendekatan Zero Trust, yang diusung Microsoft, menekankan pentingnya verifikasi dan pengamanan setiap titik akses dalam jaringan. “Zero Trust membantu mencegah akses tidak sah, mendeteksi pelanggaran, dan merespons insiden dengan cepat,” jelas Microsoft.
Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR dengan Kominfo dan BSSN, penggunaan Windows Defender di PDNS 2 menjadi sorotan. Anggota Komisi I DPR, Sukamta, bahkan menyebut Windows sebagai sistem operasi yang “paling vulnerable.”
Namun, Direktur Delivery & Operation Telkomsigma, I Wayan Sukerta, menjelaskan bahwa Windows hanya digunakan untuk proses pencadangan sistem di PDNS 2. “Cloud platformutama tidak menggunakan Windows,” ungkapnya.
Insiden ini menyoroti pentingnya pendekatan keamanan berlapis dalam melindungi data sensitif. Meskipun Windows Defender memiliki peran penting, ia bukanlah solusi tunggal. Kombinasi teknologi, praktik keamanan yang baik, dan kewaspadaan pengguna adalah kunci untuk menghadapi lanskap ancaman siber yang semakin kompleks.