CakrawalaTekno
Microsoft Ngotot untuk Merilis Game Xbox ke PlayStation dan Switch

Rifinet.com, Jakarta– Microsoft kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan game-game Xbox ke platform pesaing, PlayStation dan Nintendo Switch. Hal ini terungkap melalui surat dari CEO Microsoft, Satya Nadella, yang menyatakan tekad perusahaan untuk “terus memperluas konten ke platform baru.” Strategi multiplatform ini bukanlah hal baru bagi Microsoft.
Perusahaan telah merilis beberapa judul game Xbox ke platform lain, dimulai dengan Cuphead pada tahun 2019, diikuti oleh Minecraft Dungeons pada tahun 2020. Pada tahun 2023, Microsoft semakin gencar dengan strategi ini, merilis game Ori and the Will of the Wisps dan Microsoft Flight Simulator ke Nintendo Switch. Kesuksesan Sea of Thievesyang mencatatkan penjualan impresif di PS5 pada Mei 2024 semakin memperkuat keyakinan Microsoft bahwa strategi multiplatform adalah langkah yang tepat.
“Akhirnya, kami menghadirkan empat judul favorit penggemar kami ke Nintendo Switch dan Sony PlayStation untuk pertama kalinya, seiring kami terus memperluas konten kami ke platform baru,” ujar Nadella dalam suratnya.
Meskipun Nadella tidak merinci judul game apa saja yang akan dirilis selanjutnya, spekulasi bermunculan mengenai kemungkinan hadirnya game-game populer seperti Halo Infinite, Forza Horizon, dan Gears of Wardi PlayStation dan Switch. Keputusan Microsoft untuk merilis game-game Xbox di platform pesaing didorong oleh keinginan untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
PlayStation dan Switch memiliki basis pengguna yang jauh lebih besar dibandingkan Xbox. Data terbaru menunjukkan bahwa PlayStation 5 telah terjual lebih dari 40 juta unit di seluruh dunia, sementara Nintendo Switch telah terjual lebih dari 125 juta unit. Bandingkan dengan Xbox Series X/S yang “hanya” terjual sekitar 21 juta unit. Dengan merilis game-game Xbox di platform tersebut, Microsoft dapat menjangkau ratusan juta gamer potensial dan meningkatkan penjualan game mereka secara signifikan.
Selain itu, strategi multiplatform memungkinkan Microsoft untuk meningkatkan pendapatan dari penjualan game di berbagai platform. Tidak hanya dari penjualan game itu sendiri, tetapi juga dari penjualan konten tambahan seperti DLC (Downloadable Content) dan item in-game. Microsoft juga dapat memanfaatkan strategi ini untuk mempromosikan layanan berlangganan Game Pass. Dengan menawarkan game-game Xbox di platform lain, mereka dapat menarik lebih banyak pengguna untuk berlangganan Game Pass, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan berulang Microsoft.
Akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft pada Oktober 2023 diyakini menjadi salah satu katalisator utama di balik strategi ekspansi ini. Dengan akuisisi senilai USD 68,7 miliar tersebut, Microsoft kini memiliki akses ke franchise game populer seperti Call of Duty, Diablo, World of Warcraft, Overwatch, dan Candy Crush. Kepemilikan atas franchise-franchise ini memberikan Microsoft keunggulan dalam negosiasi dengan Sony dan Nintendo.
Mereka dapat menggunakan game-game populer tersebut sebagai daya tarik untuk mendapatkan kesepakatan distribusi yang menguntungkan. Misalnya, Microsoft dapat menawarkan Call of Dutyke Sony dan Nintendo dengan syarat mereka juga mengizinkan game-game Xbox lainnya untuk dirilis di platform mereka.
Meskipun menjanjikan banyak keuntungan, strategi multiplatform ini juga dibayangi oleh tantangan dan risiko. Salah satu risiko utama adalah kanibalisasi penjualan Xbox. Merilis game-game eksklusif di platform lain berpotensi mengurangi penjualan konsol Xbox. Gamer yang sebelumnya membeli Xbox untuk memainkan game-game tertentu mungkin akan memilih untuk memainkannya di PlayStation atau Switch yang mereka sudah miliki. Hal ini dapat berdampak negatif pada pendapatan perangkat keras Microsoft.
Selain itu, Microsoft juga harus memperhatikan reaksi negatif dari fans Xbox. Beberapa fans Xbox mungkin merasa kecewa dengan keputusan Microsoft untuk merilis game-game eksklusif di platform lain. Mereka mungkin merasa bahwa hal ini mengurangi nilai dari konsol Xbox yang mereka miliki dan membuat mereka merasa “dikhianati”.
Tantangan lain adalah persaingan dengan platform lain. Microsoft harus bersaing dengan Sony dan Nintendo di pasar mereka sendiri. Hal ini menuntut Microsoft untuk menyusun strategi pemasaran yang efektif dan menawarkan harga yang kompetitif agar game-game Xbox dapat bersaing dengan game-game eksklusif di platform tersebut.
Strategi multiplatform Microsoft diprediksi akan memberikan dampak yang signifikan bagi industri game. Langkah Microsoft ini diharapkan akan memicu persaingan yang lebih ketat di antara para produsen konsol game. Hal ini dapat berujung pada inovasi baru, peningkatan kualitas game, dan harga yang lebih terjangkau bagi konsumen. Strategi multiplatform dapat mengubah lanskap industri game yang selama ini didominasi oleh eksklusivitas platform.
Ke depannya, kita mungkin akan melihat lebih banyak game yang dirilis di berbagai platform, mengurangi batasan antar platform dan memberikan lebih banyak pilihan bagi gamer. Dengan lebih banyak game yang tersedia di berbagai platform, gamer akan memiliki lebih banyak pilihan dan akses ke game-game favorit mereka, tanpa terbatas oleh platform yang mereka miliki.
Strategi multiplatform Microsoft merupakan langkah yang berani dan inovatif. Meskipun memiliki tantangan dan risiko, strategi ini menawarkan potensi keuntungan yang besar bagi Microsoft dan dapat mengubah lanskap industri game secara keseluruhan. Ke depannya, akan menarik untuk melihat bagaimana Microsoft mengembangkan strategi ini dan bagaimana respons dari Sony, Nintendo, dan para gamer. (nova/fine)
