Connect with us

RaksasaBisnis

Laba Bank Digital Meroket di Semester I/2024, BCA Digital Salip Seabank

Published

on

Rifinet.com Jakarta– Industri bank digital di Indonesia menunjukkan performa gemilang di paruh pertama tahun 2024. Laporan keuangan terbaru menunjukkan peningkatan laba yang signifikan, seiring dengan pertumbuhan aset dan kredit yang sehat.

BCADigital, anak usaha Bank Central Asia (BBCA), mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 723,56% year-on-year (YoY) menjadi Rp39,47 miliar. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dan pendapatan berbasis komisi.

Sementara itu, Seabank, yang sebelumnya memimpin, membukukan laba bersih Rp159,95 miliar, naik 359,5% YoY. Meskipun pendapatan bunga bersih mengalami penurunan, efisiensi operasional berhasil menjaga profitabilitas.

Bank Raya, anak usaha BRI, juga menunjukkan pertumbuhan laba yang impresif sebesar 115,9% YoY menjadi Rp20 miliar. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan kredit digital dan kualitas aset yang terjaga.

Berikut adalah daftar 8 bank digital terbesar di Indonesia berdasarkan laba bersih per Juni 2024:

  1. Seabank: Rp159,95 miliar
  2. BCA Digital: Rp39,47 miliar
  3. Bank Raya: Rp20 miliar
  4. Bank Neo Commerce: Rp14,6 miliar
  5. Allo Bank: Rp6,3 miliar
  6. Bank Jago: Rp3,5 miliar
  7. Aladin Bank: Rp2,6 miliar
  8. TaniFund: Rp1,2 miliar

Faktor Pendorong Pertumbuhan

Menurut Trioksa Siahaan, Senior Vice President LPPI, kinerja cemerlang bank digital didukung oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Efisiensi Operasional: Bank digital yang memiliki induk bank konvensional dapat memanfaatkan infrastruktur dan sumber daya yang ada untuk menekan biaya operasional.
  • Inovasi Produk dan Layanan: Bank digital terus menghadirkan produk dan layanan inovatif yang menarik minat nasabah.
  • Pertumbuhan Kredit Digital: Penyaluran kredit digital yang terus meningkat menjadi pendorong utama pertumbuhan laba.

Tantangan dan Prospek

Meskipun menunjukkan kinerja positif, bank digital tetap menghadapi sejumlah tantangan, seperti:

  • Kualitas Aset: Peningkatan kredit harus diimbangi dengan pengelolaan risiko yang baik untuk menjaga kualitas aset.
  • Persaingan: Persaingan di industri bank digital semakin ketat, sehingga inovasi dan efisiensi menjadi kunci untuk tetap kompetitif.
  • Regulasi: Perubahan regulasi dapat mempengaruhi operasional dan kinerja bank digital.

Secara keseluruhan, industri bank digital di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Dengan inovasi dan efisiensi yang berkelanjutan, bank digital diharapkan dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional. (alief/fine)

Advertisement