Connect with us

DenyutPasar

Laba Bank Asing Melesat di Tengah Merger dan Penyusutan Pemain

Published

on

Rifinet.com, Jakarta– Industri perbankan Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba yang positif pada Juli 2024. Namun, di tengah dinamika merger dan akuisisi yang berujung pada penyusutan jumlah pemain, bank asing justru tampil sebagai bintang dengan pertumbuhan laba yang paling signifikan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa laba bersih bank umum mencapai Rp149,62 triliun per Juli 2024, naik 6,03% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan dengan Rp141,11 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di antara berbagai kelompok bank, bank asing mencatatkan pertumbuhan laba paling impresif, yakni sebesar 24,26% YoY.

Pertumbuhan laba bank asing yang signifikan ini terjadi di tengah berkurangnya jumlah pemain di pasar. Per Juli 2024, hanya tersisa 7 bank asing yang beroperasi di Indonesia, jumlah yang sama sejak Desember 2022. Merger Bank Commonwealth Indonesia dengan OCBC NISP pada 1 September 2024 semakin memperpanjang daftar bank asing yang hengkang dari Indonesia.

Menurut Moch. Amin Nurdin, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), kunci kesuksesan bank asing terletak pada efisiensi operasional dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul. “Bank asing terkenal sangat efisien, baik melalui digitalisasi, penyempurnaan proses bisnis, penyederhanaan, dan sebagainya,” ujarnya. Selain itu, dukungan kuat dari kantor pusat dalam hal permodalan dan operasional juga menjadi faktor penting di balik pertumbuhan laba bank asing.

Amin menilai bahwa penyusutan jumlah bank asing tidak berdampak signifikan terhadap laba bersih yang mereka peroleh. Menurutnya, pertumbuhan laba lebih banyak diukur dari persentase dan pangsa pasar (market share). “Jika persentase laba bagus, pertumbuhannya akan bagus. Kita harus melihat dari persentase dan market share, seberapa besar market share-nya,” jelasnya.

Advertisement

Terkait keputusan beberapa bank asing untuk mundur dari persaingan di Indonesia, Amin melihatnya sebagai keputusan bisnis yang diambil oleh kantor pusat masing-masing bank. Bank asing cenderung memiliki peluang yang lebih besar di negara asalnya, terutama di segmen korporasi dan investment banking. “Sangat sedikit bank asing yang berhasil bermain di segmen konsumer dan komersial di negara lain. Ini sudah pasti bagian dari strategi kantor pusat, sehingga mereka menarik diri dari pasar,” paparnya.

Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK menunjukkan bahwa kantor cabang bank luar negeri (KCLBN) alias bank asing membukukan laba bersih Rp8,4 triliun per Juli 2024, naik signifikan dari Rp6,76 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Porsi bank asing dari keseluruhan laba perbankan nasional pada Juli 2024 mencapai 5,61%. Capaian laba bank asing ini bahkan melampaui kelompok bank pembangunan daerah (BPD) yang mencatatkan laba Rp7,81 triliun hingga Juli 2024. Meskipun naik Rp1 triliun secara bulanan, laba BPD masih turun 4,17% YoY.

Sementara itu, bank swasta membukukan laba Rp58,57 triliun pada Juli 2024, tumbuh 8,91% YoY. Laba bank swasta menguasai 39,15% dari total laba perbankan nasional. Bank BUMN tetap menjadi yang terdepan dengan laba bersih sebesar Rp74,84 triliun hingga Juli 2024, naik 3,34% YoY. Kelompok bank pelat merah ini mendominasi laba bersih industri perbankan dengan persentase mencapai 50,02%.

Pertumbuhan laba bank asing yang mengesankan di tengah tantangan industri perbankan menunjukkan bahwa efisiensi, kualitas SDM, dan dukungan kuat dari kantor pusat menjadi kunci sukses. Namun, dinamika merger dan akuisisi serta keputusan beberapa bank asing untuk hengkang dari Indonesia juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi industri perbankan nasional.

Ke depan, bank-bank di Indonesia perlu terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi operasional untuk tetap kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat. Selain itu, pengembangan SDM yang berkualitas juga menjadi faktor penting untuk menghadapi tantangan di era digitalisasi.

Advertisement

Meskipun jumlah pemainnya menyusut, bank asing berhasil membuktikan ketangguhannya di pasar perbankan Indonesia. Efisiensi operasional, kualitas SDM yang unggul, dan dukungan kuat dari kantor pusat menjadi kunci kesuksesan mereka. Di tengah dinamika industri yang terus berkembang, bank-bank di Indonesia perlu terus beradaptasi dan berinovasi untuk tetap relevan dan kompetitif. (gege/fine)