Connect with us

RaksasaBisnis

Kondisi Keuangan AJB Bumiputera, Pendapatan Naik, Premi Turun, Klaim Melonjak

Published

on

Rifinet.com, Jakarta – Kondisi keuanganAsuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 per Juli 2024 menunjukkan dinamika yang kompleks. Laporan keuangan terbaru menunjukkan pendapatan perusahaan mencapai Rp752,7 miliar, naik 7,76% dari tahun sebelumnya. Namun, peningkatan ini dibayangi oleh penurunan penerimaan premi sebesar 35,8% menjadi Rp307,1 miliar.

Di sisi lain, klaim asuransi melonjak tajam hingga 64,7% mencapai Rp1,86 triliun. Lonjakan klaim ini berkontribusi pada peningkatan beban perusahaan menjadi Rp1,39 triliun, naik 87,64% dari tahun sebelumnya. Akibatnya, AJB Bumiputera mencatatkan kerugian setelah pajak sebesar Rp645 miliar, jauh lebih besar dari kerugian Rp46,88 miliar pada Juli 2023.

Ekuitas perusahaan juga masih negatif sebesar Rp3,49 triliun, sementara liabilitas mencapai Rp13,63 triliun. Aset perusahaan tercatat sebesar Rp10,13 triliun, turun 3,71% dari tahun sebelumnya.

Kondisi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi AJB Bumiputera dalam menyeimbangkan pertumbuhan pendapatan dengan pengelolaan risiko dan klaim. Penurunan premi yang signifikan mengindikasikan potensi tantangan dalam mempertahankan basis nasabah dan pendapatan di masa mendatang. Sementara itu, lonjakan klaim menunjukkan perlunya strategi yang lebih efektif dalam mengelola risiko dan memastikan keberlanjutan perusahaan.

Baca Juga:  Microsoft Poles Bing dengan AI yang lebih Canggih, Lawan Dominasi Google

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memantau perkembangan AJB Bumiputera dan mendorong perusahaan untuk melaksanakan rencana penyehatan keuangan yang telah disetujui. Rencana ini mencakup berbagai langkah strategis untuk meningkatkan kinerja keuangan dan operasional perusahaan, termasuk efisiensi biaya, peningkatan kualitas layanan, dan pengembangan produk yang inovatif.

Advertisement

Masa depan AJB Bumiputera akan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengatasi tantangan saat ini dan melaksanakan rencana penyehatan keuangan secara efektif. Upaya ini memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk manajemen, karyawan, pemegang polis, dan regulator, untuk memastikan keberlanjutan perusahaan dan perlindungan kepentingan pemegang polis. (alief/fine)