PerisaiDigital
Jutaan Android TV Box Terinfeksi Malware “Vo1d”, Indonesia Waspada
Rifinet.com, Jakarta– Kabar mengkhawatirkan datang dari dunia keamanan siber. Sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa sekitar 1,3 juta unit Android TV Box di seluruh dunia telah terinfeksi malware berbahaya yang dijuluki “Vo1d”.
Indonesia termasuk dalam daftar negara yang terdampak, dengan perkiraan 26.000 unit TV Box terinfeksi. Temuan ini menjadi peringatan serius bagi pengguna Android TV Box di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, untuk lebih waspada terhadap ancaman keamanan siber yang semakin canggih.
Apa itu “Vo1d” dan Bagaimana Cara Kerjanya?
“Vo1d” adalah malware canggih yang diam-diam menyusup ke dalam sistem Android TV Box. Malware ini bekerja dengan memanipulasi file sistem penting dan mengubah proses start-up perangkat. Setelah berhasil menguasai sistem, “Vo1d” dapat mengunduh dan menjalankan berbagai program berbahaya lainnya dari server yang dikendalikan oleh peretas.
Menurut laporan Dr. Web, perusahaan antivirus yang pertama kali mengungkap ancaman ini, “Vo1d” mengincar TV Box yang menjalankan sistem operasi Android versi lama dan memiliki backdoor “Android.Vo1d”. Malware ini menyerang dengan mengganti file daemon “/system/bin/debuggerd” yang berperan penting dalam penanganan kerusakan sistem. Selain itu, “Vo1d” juga menambahkan dua file baru, yaitu “/system/xbin/vo1d” dan “/system/xbin/wd”, yang berisi kode berbahaya dan beroperasi secara bersamaan.
Selanjutnya, “Vo1d” memodifikasi file sistem “install-recovery.sh” dan “daemonsu” untuk memastikan malware dijalankan setiap kali perangkat dinyalakan. Setelah aktif, “Vo1d” dapat berkomunikasi dengan server peretas dan menjalankan berbagai perintah berbahaya, termasuk menginstal aplikasi berbahaya tanpa sepengetahuan pengguna, mencuri data pribadi, memantau aktivitas online, atau bahkan mengambil alih kendali perangkat untuk tujuan jahat.
Siapa yang Terdampak dan Mengapa?
Sebagian besar perangkat yang terinfeksi “Vo1d” berada di Brasil, Maroko, Pakistan, Arab Saudi, Argentina, Rusia, Tunisia, Ekuador, Malaysia, dan Aljazair. Indonesia sendiri diperkirakan memiliki sekitar 26.000 unit TV Box yang terinfeksi.
Dugaan sementara menyebutkan bahwa infeksi “Vo1d” terjadi karena perangkat menggunakan firmware Android yang tidak resmi atau dimodifikasi. Beberapa produsen TV Box diduga menggunakan versi Android lama dan tidak menyediakan pembaruan keamanan yang memadai, sehingga menciptakan celah yang dapat dieksploitasi oleh peretas. Selain itu, pengguna yang tidak berhati-hati dalam mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya juga dapat menjadi korban infeksi malware ini.
Tanggapan Google dan Langkah-langkah Pencegahan
Google, sebagai pengembang Android, telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait masalah ini. Mereka menegaskan bahwa perangkat yang terinfeksi “Vo1d” bukanlah perangkat Android bersertifikasi Play Protect. Perangkat-perangkat tersebut kemungkinan menggunakan kode sumber dari repositori Android Open Source Project (AOSP) tanpa menjalani pengujian keamanan dan kompatibilitas yang ketat.
Google juga mengimbau pengguna untuk memastikan bahwa perangkat Android TV mereka bersertifikasi Play Protect dan membeli perangkat hanya dari mitra resmi yang tercantum di situs web Android TV. Selain itu, pengguna juga disarankan untuk selalu memperbarui perangkat lunak mereka ke versi terbaru dan menghindari mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya. Jika pengguna mencurigai bahwa perangkat mereka telah terinfeksi malware, segera lakukan pemindaian dengan perangkat lunak antivirus yang terpercaya.
Dampak dan Ancaman Keamanan
Infeksi malware “Vo1d” dapat menimbulkan berbagai ancaman keamanan bagi pengguna. Peretas dapat mencuri data pribadi, seperti informasi login, data kartu kredit, dan riwayat penelusuran. Mereka juga dapat memantau aktivitas online pengguna, termasuk situs web yang dikunjungi dan aplikasi yang digunakan. Dalam skenario terburuk, peretas bahkan dapat mengambil alih kendali perangkat untuk melakukan tindakan jahat, seperti menyebarkan malware ke perangkat lain atau menggunakan perangkat untuk menyerang jaringan lain.
Penemuan malware “Vo1d” ini menjadi pengingat penting akan pentingnya keamanan siber, terutama dalam era perangkat pintar yang semakin terhubung. Pengguna harus selalu waspada dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi perangkat mereka dari ancaman malware.
Pemerintah dan pihak berwenang juga perlu meningkatkan upaya untuk memerangi penyebaran malware dan melindungi konsumen dari produk-produk yang tidak aman. Produsen perangkat pintar harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk mereka aman dan menyediakan pembaruan keamanan secara berkala. (nova/fine)