RaksasaBisnis
GOTO Putar Haluan, Tinggalkan Vietnam Demi Fokus Kuasai Pasar Domestik
Rifinet.com, Jakarta – Dalam sebuah keputusan yang mengundang perhatian banyak pihak, raksasa teknologi Indonesia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), mengumumkan penutupan operasional layanan ride-hailing mereka, GoViet, di Vietnam mulai 16 September 2024.
Keputusan ini menjadi babak baru dalam perjalanan GOTO di pasar internasional, setelah sebelumnya juga melepas bisnis serupa di Thailand pada tahun 2021. Keputusan ini menjadi sorotan tajam, mengingat GoViet pernah diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2018.
Pertimbangan Strategis di Balik Penutupan GoViet
Keputusan untuk menutup GoViet bukanlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba atau semata-mata berdasarkan angka-angka keuangan. GOTO telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap portofolio bisnisnya, mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk dinamika pasar, persaingan, potensi pertumbuhan, dan dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Koesoemohadiani, Corporate Secretary GOTO, menjelaskan bahwa keputusan ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk mencapai profitabilitas yang berkelanjutan. “Kami ingin fokus pada pengembangan dan penguatan kegiatan operasional yang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar dan memberikan dampak positif secara berkelanjutan bagi perusahaan,” ujarnya.
Data keuangan GOTO menunjukkan bahwa kontribusi GoViet terhadap Gross Transaction Value (GTV) Grup GOTO masih relatif kecil, yaitu kurang dari 0,5%. Dengan menutup operasional di Vietnam, GOTO dapat mengalokasikan sumber daya dan fokusnya pada pasar-pasar yang lebih menjanjikan, terutama pasar domestik Indonesia yang masih memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar.
Dampak Terhadap Kinerja GOTO dan Pemegang Saham
Meskipun penutupan GoViet merupakan keputusan besar, GOTO meyakinkan bahwa hal ini tidak akan berdampak negatif secara signifikan pada operasional perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan tetap berkomitmen untuk mencapai target EBITDA yang disesuaikan breakeven pada tahun 2024.
Patrick Walujo, Direktur Utama GOTO, menegaskan bahwa perusahaan akan terus fokus untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dengan memperluas jangkauan ke lebih banyak konsumen, baik yang mementingkan value maupun mengutamakan kenyamanan. “GOTO akan terus menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan manajemen biaya yang disiplin,” tambahnya.
Dukungan Bagi Karyawan, Mitra, dan Pelanggan
GOTO menyadari bahwa keputusan ini akan berdampak pada sejumlah pihak, termasuk karyawan, mitra pengemudi, dan mitra merchant di Vietnam.
Oleh karena itu, perusahaan berkomitmen untuk memberikan dukungan yang diperlukan selama proses transisi, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Vietnam.
Bentuk dukungan ini mencakup bantuan dalam mencari pekerjaan baru bagi karyawan, serta kompensasi yang adil bagi mitra pengemudi dan merchant.
Perjalanan GOTO di Pasar Internasional
Penutupan GoViet bukanlah kali pertama GOTO menghadapi tantangan di pasar internasional. Pada Juli 2021, GOTO menjual bisnis ride-hailing dan fintech mereka di Thailand, GET, kepada AirAsia Group. Keputusan ini diambil setelah GOTO menghadapi persaingan ketat dengan Grab di pasar ride-hailing Thailand.
Pengalaman di Thailand dan Vietnam memberikan pelajaran berharga bagi GOTO dalam melakukan ekspansi ke pasar internasional. Perusahaan menyadari bahwa persaingan di pasar global sangat ketat, dan setiap pasar memiliki karakteristik dan tantangan yang unik.
Oleh karena itu, GOTO akan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi ke pasar internasional di masa depan, dengan fokus pada pasar-pasar yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dan kesesuaian dengan model bisnis perusahaan.
Memperkuat Posisi di Kandang Sendiri
Keputusan untuk menutup operasional di Vietnam dapat dilihat sebagai refleksi dari strategi GOTO untuk lebih fokus pada pasar domestik. Pasar Indonesia, dengan populasi yang besar dan penetrasi internet yang terus meningkat, masih menawarkan potensi pertumbuhan yang sangat besar bagi GOTO.
Meskipun pasar domestik menawarkan potensi pertumbuhan yang besar, GOTO juga menghadapi sejumlah tantangan. Persaingan di sektor layanan on-demand, e-commerce, dan fintech semakin ketat, dengan kehadiran pemain-pemain lokal maupun internasional.
Selain itu, GOTO juga perlu terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang dan mengikuti tren teknologi terbaru.
Namun, GOTO memiliki sejumlah keunggulan yang dapat membantunya menghadapi tantangan tersebut. GOTO memiliki basis pelanggan yang besar dan loyal, serta jaringan mitra pengemudi dan merchant yang luas.
GOTO juga memiliki teknologi yang canggih dan tim manajemen yang berpengalaman. Dengan memanfaatkan keunggulan-keunggulan ini, GOTO optimis dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di Indonesia.
Membangun Ekosistem Digital yang Kuat
Dengan menutup operasional di Vietnam, GOTO dapat lebih fokus pada pengembangan pasar domestik dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin di sektor layanan on-demand, e-commerce, dan fintech.
Perusahaan akan terus berinvestasi pada inovasi dan teknologi untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan, serta memperluas jangkauannya ke lebih banyak konsumen, baik yang mementingkan value maupun mengutamakan kenyamanan.
GOTO juga berkomitmen untuk membangun ekosistem digital yang kuat di Indonesia, dengan menghubungkan berbagai layanan dan platform dalam satu aplikasi. Dengan strategi yang tepat dan eksekusi yang baik, GOTO optimis dapat mencapai kesuksesan jangka panjang di pasar domestik dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
Penutupan operasional GoViet di Vietnam merupakan langkah strategis GOTO dalam mengejar profitabilitas dan fokus pada pengembangan pasar domestik. Meskipun pasar domestik menawarkan tantangan, GOTO memiliki keunggulan yang dapat membantunya mencapai target pertumbuhan.
Dengan fokus yang tepat, inovasi yang berkelanjutan, dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, GOTO optimis dapat mencapai kesuksesan jangka panjang dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
Keputusan ini juga menjadi pengingat bahwa ekspansi ke pasar internasional bukanlah hal yang mudah, dan perusahaan perlu melakukan evaluasi yang cermat sebelum mengambil langkah tersebut. (fine/fine)