SangPendiri
Elon Musk: Misi Mars Masih Jauh, Tantangannya Biaya & Inovasi
Rifinet.com – Elon Musk, miliarder visioner di balik SpaceX, kembali membuka diskusi mengenai ambisi besarnya untuk membawa manusia ke Planet Merah. Namun, dalam buku terbaru “SpaceX: Elon Musk and the Final Frontier”, terungkap tantangan besar yang harus dihadapi.
Musk mengakui, “Jika kita tidak meningkatkan laju kemajuan, saya pasti akan mati sebelum kita pergi ke Mars.” Pernyataan ini menyoroti betapa kompleks dan mahalnya misi ini.
Meskipun Musk optimistis biaya perjalanan ke Mars bisa ditekan hingga serendah US$100.000, perkiraan ini menghadapi tantangan inflasi. Biaya membangun pemukiman mandiri di Mars pun diperkirakan mencapai US$200 miliar, angka yang sangat fantastis.
Musk menargetkan 2050 sebagai tahun paling awal untuk mewujudkan koloni Mars, namun banyak ahli skeptis mengingat berbagai kemunduran dalam proyek Starship dan Artemis NASA. Selain itu, dinamika geopolitik global juga bisa menjadi hambatan.
Ada pula kekhawatiran bahwa kesuksesan misi Artemis dan eksplorasi Bulan bisa mengalihkan fokus dan sumber daya dari misi Mars. Keuntungan ekonomi dari aktivitas di Bulan bisa membuat misi ke Mars terus tertunda.
Meski tantangan besar menghadang, Musk tetap teguh pada visinya. SpaceX terus mengembangkan teknologi inovatif seperti Starship, yang diharapkan menjadi kunci untuk mewujudkan impian manusia menginjakkan kaki di Mars.
Namun, perjalanan menuju Planet Merah masih panjang dan penuh ketidakpastian. Akankah Elon Musk berhasil mewujudkan mimpinya sebelum akhir hayatnya? Hanya waktu yang akan menjawab. (nova/fine)