RaksasaBisnis
Di Tengah Kontroversi Assassin’s Creed Mirage, Ubisoft Tegaskan Komitmen Hiburan Murni

Rifinet.com, Jakarta– Ubisoft, raksasa industri video game asal Prancis, baru-baru ini menegaskan kembali komitmennya untuk menciptakan hiburan murni tanpa agenda terselubung. Klarifikasi ini muncul menyusul kontroversi seputar game terbaru mereka, Assassin’s Creed Mirage, yang dituduh oleh sebagian pemain mengandung pesan-pesan politis tertentu.
Yves Guillemot, CEO Ubisoft, secara langsung merespons isu ini dalam laporan finansial terbaru perusahaan. Ia menekankan bahwa Ubisoft adalah perusahaan yang memprioritaskan hiburan, dengan tujuan membuat game yang dapat dinikmati oleh audiens seluas mungkin. “Tujuan kami bukanlah untuk mendorong agenda apapun,” tegas Guillemot. “Kami tetap berkomitmen membuat game untuk para fans dan player agar semua orang bisa menikmatinya.”
Assassin’s Creed Mirage, yang dirilis pada awal Oktober 2023, memang menuai beragam tanggapan dari komunitas gamer. Sebagian pemain merasa bahwa game ini mengandung pesan-pesan yang mendukung kelompok atau ideologi tertentu. Kritik ini terutama tertuju pada penggambaran karakter dan narasi dalam game, khususnya terkait representasi kelompok minoritas dan isu-isu sosial politik yang sensitif.
Namun, banyak pula pemain yang membela Ubisoft, menyatakan bahwa interpretasi tersebut berlebihan dan tidak berdasar. Mereka berpendapat bahwa Assassin’s Creed Mirage, seperti seri-seri sebelumnya, tetap fokus pada penyampaian cerita yang menarik dan pengalaman bermain yang seru, tanpa bermaksud untuk menyebarkan propaganda atau mempengaruhi pandangan politik pemain.
Kontroversi seputar Assassin’s Creed Mirage bukanlah yang pertama bagi Ubisoft. Beberapa game mereka sebelumnya, seperti Far Cry 5 dan The Division 2, juga pernah memicu perdebatan serupa. Far Cry 5, misalnya, dikritik karena penggambaran kelompok kultus religius yang dianggap stereotipikal, sementara The Division 2 dituding mengandung pesan-pesan anti-pemerintah. Namun, Ubisoft selalu bersikeras bahwa game mereka tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pandangan politik tertentu, melainkan untuk memberikan pengalaman bermain yang menghibur dan menggugah pikiran.
Industri video game saat ini memang tengah menghadapi tantangan dalam menjaga netralitas konten. Semakin banyak game yang mengangkat tema-tema sosial dan politik, yang tak jarang menimbulkan kontroversi. Di sisi lain, ada pula tuntutan dari sebagian konsumen agar game lebih inklusif dan mewakili beragam kelompok. Ubisoft, sebagai salah satu pemain utama di industri ini, tentu tidak bisa lepas dari dinamika tersebut.
Pernyataan Yves Guillemot dapat diinterpretasikan sebagai upaya Ubisoft untuk meredakan kekhawatiran para pemain dan investor. Di tengah persaingan yang semakin ketat di industri game, Ubisoft tentu tidak ingin kehilangan basis penggemarnya karena isu-isu non-game. Apalagi, Assassin’s Creed Mirage merupakan salah satu judul andalan Ubisoft yang diharapkan dapat mendongkrak penjualan dan memperkuat posisi perusahaan di pasar.
Namun, pernyataan ini juga menimbulkan pertanyaan baru. Bagaimana Ubisoft akan menjaga netralitas konten di tengah meningkatnya tuntutan akan representasi dan inklusivitas? Apakah Ubisoft akan menghindari tema-tema sensitif di game-game mendatang? Atau justru sebaliknya, Ubisoft akan lebih berani mengeksplorasi isu-isu tersebut dengan cara yang bertanggung jawab?
Beberapa analis industri berpendapat bahwa Ubisoft mungkin akan lebih berhati-hati dalam memilih tema dan narasi untuk game-game mendatang. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa Ubisoft justru harus lebih berani mengambil risiko dan menghadirkan cerita-cerita yang relevan dengan isu-isu sosial dan politik kontemporer, tentunya dengan cara yang bijaksana dan tidak memihak.
Apapun strategi yang akan diambil Ubisoft, satu hal yang pasti: perusahaan ini telah menegaskan komitmennya untuk tetap menjadi perusahaan hiburan yang menghadirkan game-game berkualitas bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang atau pandangan politik. Ubisoft ingin agar game-game mereka menjadi ruang bagi pemain untuk bersenang-senang, mengeksplorasi dunia baru, dan menjalin koneksi dengan pemain lain, tanpa harus terbebani oleh agenda-agenda tersembunyi.
Masa depan Ubisoft tentu akan menarik untuk disimak. Akankah mereka berhasil menjaga keseimbangan antara kreativitas, inklusivitas, dan netralitas konten? Akankah mereka mampu menghadirkan game-game yang menghibur sekaligus menggugah pikiran, tanpa menimbulkan kontroversi yang tidak perlu? Jawabannya akan terungkap seiring berjalannya waktu.
Yang jelas, Ubisoft telah memberikan sinyal yang jelas: mereka ingin fokus pada hiburan, bukan propaganda. Mereka ingin membuat game yang bisa dinikmati oleh semua orang, bukan hanya segelintir kelompok. Dan mereka ingin agar game-game mereka menjadi jembatan, bukan pemicu perpecahan.
Itulah komitmen Ubisoft, dan itu pula yang diharapkan oleh para penggemarnya di seluruh dunia. (nova/fine)
