CakrawalaTekno
BTS Terbang Siap Melayang, Diklaim Lebih Unggul Dari Starlink
Rifinet.com, Jakarta– Era baru konektivitas di Indonesia semakin dekat. Para pakar teknologi mendorong pemerintah dan swasta untuk menguji coba teknologi High Altitude Platform Station (HAPS) atau yang dikenal sebagai BTS terbang. Teknologi ini digadang-gadang mampu menjangkau daerah terpencil dan sulit diakses, meningkatkan kualitas hidup dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Ian Josef Matheus Edward, Dosen Teknik Telekomunikasi ITB, menjelaskan bahwa BTS terbang dapat menjadi solusi alternatif untuk menghadirkan konektivitas di daerah rural. Namun, sebelum implementasi, uji coba menyeluruh harus dilakukan untuk memastikan frekuensi HAPS tidak mengganggu jaringan yang sudah ada.
“Frekuensi yang digunakan sudah diperoleh dan diujicobakan tanpa mengganggu yang ada,” ujar Ian kepada Bisnis.
Keunggulan HAPS dibandingkan Starlinkterletak pada posisinya yang lebih rendah, sehingga menghasilkan latensi yang lebih kecil dan waktu respons perangkat yang lebih baik.
Heru Sutadi, Direktur Eksekutif ICT Institute, optimis bahwa HAPS memiliki potensi besar dalam pemerataan jaringan internet di Indonesia, terutama di daerah pedalaman yang sulit dijangkau BTS konvensional.
“HAPS dapat menggantikan BTS yang selama ini sulit untuk dihadirkan di daerah pedalaman yang terjal,” ungkap Heru.
Mitratel (MTEL) telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan AALTO HAPS Ltd. untuk menjajaki penyediaan solusi HAPS komersial di Indonesia. Zephyr, platform HAPS bertenaga surya, dapat berubah menjadi menara multi-fungsi di udara dan menyediakan layanan konektivitas seluler, termasuk 5G, langsung ke perangkat.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, menyatakan bahwa kerjasama ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk menyediakan akses telekomunikasi berkualitas bagi seluruh masyarakat.
“Kami merintis berbagai inisiatif dan mengadopsi teknologi baru yang memungkinkan Mitratel untuk memperluas jaringannya secara efektif, dengan mengembangkan jalur industri dan komersial untuk HAPS dan Flying Tower System (FTS) di Indonesia,” tegas Teddy.
Dengan potensi besar yang dimiliki, BTS terbang diharapkan dapat menjadi solusi inovatif untuk mengatasi kesenjangan digital di Indonesia.