RaksasaBisnis
Broom Sabet Pendanaan Seri A+ Senilai Rp380 Miliar, Genjot Digitalisasi Sektor Otomotif
Rifinet.com, Jakarta – Startup marketplacemobil bekas, Broom, mengumumkan kesuksesan mereka dalam meraih pendanaan Seri A+ senilai US$25 juta atau setara dengan Rp380 miliar. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Openspace Ventures, dengan partisipasi dari AC Ventures, Quona Capital, MUFG Innovation Partners, dan PKSHA Capital.
Suntikan modal segar ini menjadi bukti kepercayaan investor terhadap visi Broom untuk mentransformasi sektor otomotif di Indonesia melalui digitalisasi. Dana segar ini akan digunakan untuk mempercepat digitalisasi sektor otomotif tradisional, memperluas jangkauan pasar, memperkuat kemitraan strategis, dan mengembangkan tim.
“Kami senang dapat terus mendukung Broom dalam proses digitalisasi sektor otomotif tradisional, dengan fokus pada penyediaan solusi pembiayaan yang lebih baik untuk dealer, yang merupakan tulang punggung industri ini,” ujar Direktur Eksekutif Openspace, Ayu Tanoesoedibjo, dalam keterangan resminya.
Solusi Inovatif untuk Tantangan Klasik
Co-Founder & CEO Broom, Pandu Adi Laras, menjelaskan bahwa pendanaan ini menjadi validasi atas misi perusahaan untuk merevolusi industri otomotif yang masih dibayangi oleh tantangan klasik seperti opsi pembiayaan yang ketinggalan zaman dan minimnya integrasi digital. Hal ini menghambat perkembangan dealer dan konsumen.
“Dengan menyediakan solusi menyeluruh, termasuk pembiayaan yang lebih inovatif dan inklusif untuk dealer di seluruh Indonesia, kami berharap dapat mentransformasi industri ini dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Pandu.
Broom hadir dengan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah produk Buyback, solusi bagi dealer mobil untuk menjual sementara stok kendaraan mereka guna mendapatkan modal kerja. Layanan ini telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Pada paruh pertama 2024, Broom mencatat peningkatan penyaluran dana dari produk Buybacksebesar 144,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp1,1 triliun (US$72,5 juta). Lebih dari 7.000 dealer otomotif UMKM telah merasakan manfaat dari produk ini.
Selain Buyback, Broom juga menawarkan layanan Broom Leasing Channeling (BLC) yang diluncurkan pada kuartal keempat 2023. Layanan ini memfasilitasi transaksi leasingkendaraan dan telah mencatatkan 2.300 transaksi dengan pendapatan lebih dari US$17 juta. BLC bahkan berhasil meraih pangsa pasar sebesar 25 persen pada paruh pertama 2024.
Ekspansi Agresif di Tengah Tantangan Pendanaan
Pencapaian Broom dalam meraih pendanaan Seri A+ ini menjadi sorotan mengingat kondisi sektor pendanaan yang sedang menantang. Data menunjukkan bahwa pembiayaan di Asia berada pada level terendah sejak 2015.
Namun, Broom berhasil membuktikan eksistensinya dengan mencatatkan pertumbuhan bisnis yang impresif. Hal ini menegaskan posisi Broom di jalur pertumbuhan yang kuat dan menunjukkan kepercayaan investor terhadap potensi perusahaan.
Dengan total investasi yang telah diterima, Broom berada di posisi yang strategis untuk mengeksekusi rencana pertumbuhannya. Pada paruh kedua 2024, Broom akan fokus pada ekspansi operasi ke Indonesia bagian barat dan timur.
Selain itu, Broom juga akan memperluas jaringan kemitraan dengan 23 perusahaan multifinanceuntuk mempermudah proses transaksi melalui integrasi API.
“Pendekatan inovatif Broom terhadap pembiayaan otomotif tidak hanya mengubah industri konvensional, tetapi juga meningkatkan nilai bagi mitra dan pelanggan kami, dengan solusi yang lebih cepat, mudah, dan efisien,” tutup Pandu.
Broom bukan sekadar marketplace mobil bekas biasa. Broom menyediakan platform end-to-endyang menghubungkan penjual dan pembeli mobil bekas dengan berbagai layanan pendukung seperti inspeksi, pembiayaan, asuransi, dan pengurusan dokumen.
Dengan fokus pada transparansi dan kenyamanan, Broom berkomitmen untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna dalam menjual dan membeli mobil bekas.
Dukungan Investor dan Potensi Pertumbuhan
Keberhasilan Broom dalam mendapatkan pendanaan dari investor terkemuka menunjukkan kepercayaan mereka terhadap potensi pertumbuhan perusahaan.
Openspace Ventures, pemimpin putaran pendanaan ini, merupakan modal ventura terkemuka di Asia Tenggara yang berfokus pada investasi di perusahaan teknologi tahap awal.
AC Ventures dan Quona Capital, yang telah berpartisipasi dalam putaran pendanaan sebelumnya, juga merupakan investor terkemuka di Indonesia dengan portofolio investasi di berbagai sektor.
Dengan dukungan dari investor berpengalaman dan tim yang solid, Broom memiliki potensi untuk menjadi pemain dominan di pasar mobil bekas Indonesia dan mempercepat digitalisasi sektor otomotif.
Industri otomotif di Indonesia sedang mengalami transformasi yang signifikan. Pertumbuhan kelas menengah, peningkatan akses internet, dan perubahan gaya hidup mendorong permintaan akan mobil bekas.
Namun, sektor ini juga dihadapkan pada tantangan seperti kurangnya transparansi, proses yang rumit, dan akses pembiayaan yang terbatas.
Broom memiliki peluang besar untuk mengatasi tantangan tersebut dan menjadi solusi bagi konsumen dan dealer mobil bekas di Indonesia. Dengan platform digital yang inovatif dan fokus pada kepuasan pelanggan, Broom berpotensi untuk mendorong pertumbuhan industri otomotif dan memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi Indonesia. (nova/fine)