RaksasaBisnis
Bisnis Data Center Indonesia Terancam, Keamanan Jadi Sorotan Utama Pasca Peretasan PDNS
Rifinet.com, Jakarta – Insiden peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya telah menimbulkan kekhawatiran serius mengenai masa depan industri data centerdi Indonesia.
Di tengah potensi besar pasar data centerSingapura yang diproyeksikan mencapai US$1,38 miliar pada 2028, Indonesia justru menghadapi tantangan keamanan yang dapat menghambat pertumbuhannya.
Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel, Sigit Puspito Wigati Jarot, menekankan bahwa bisnis data centerdi Indonesia masih sangat menjanjikan, mengingat permintaan data yang terus meningkat.
Namun, insiden peretasan ini menyoroti pentingnya keamanan dan pengelolaan profesional dalam industri ini.
“Proyeksi bisnis pusat data menurut saya masih sangat prospektif, karena demand pertumbuhan data Indonesia dari tahun ke tahun sangat tinggi meningkatnya, sementara kapasitas total pusat data nasional masih sedikit,” ujar Sigit kepada Bisnis pada Senin (8/7/2024).
Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) memperkirakan kapasitas energi data centerdi Indonesia akan mencapai 210 megawatt (MW) pada 2024, didorong oleh penetrasi internet yang mencapai 77% dan transformasi digital yang gencar.
Real Estate Asia bahkan memprediksi nilai bisnis data centerIndonesia bisa mencapai US$3,07 miliar pada 2026.
Namun, potensi besar ini terancam oleh insiden peretasan PDNS. Sigit menyarankan pendekatan “security-by-design” yang melibatkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sejak awal perencanaan data center. Investigasi menyeluruh terhadap insiden ini juga penting untuk membangun kepercayaan publik.
“Jangan sampai terjadi distrust[ketidakpercayaan] di masyarakat, karena instansi yang dianggap menjadi contoh menerapkan standar keamanan, malah diserang dan dilumpuhkan, apalagi jika penanganannya kurang baik,” tegas Sigit.
Peretasan PDNS 2 telah menyebabkan gangguan pada layanan publik, termasuk layanan keimigrasian dan sistem layanan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah). Hal ini menunjukkan betapa rentannya infrastruktur digital Indonesia terhadap serangan siber.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah tegas untuk memperkuat keamanan data center di Indonesia. Selain pendekatan “security-by-design“, peningkatan kesadaran akan keamanan siber di kalangan pelaku industri juga sangat penting.
Investasi dalam teknologi keamanan terbaru dan pelatihan sumber daya manusia yang kompeten harus menjadi prioritas. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan lembaga keamanan siber seperti BSSN juga diperlukan untuk membangun ekosistem data centeryang aman dan terpercaya.
Kehilangan kepercayaan dari penyewa data centerdapat berdampak serius pada pertumbuhan industri ini. Oleh karena itu, pemulihan kepercayaan publik harus menjadi fokus utama pemerintah dan pelaku industri.
Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong pengembangan regulasi yang lebih ketat terkait keamanan data center. Aturan yang jelas dan tegas akan membantu memastikan bahwa setiap data centerdi Indonesia memenuhi standar keamanan yang tinggi.
Insiden peretasan PDNS menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Keamanan data center bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah kepercayaan publik. Jika Indonesia ingin memanfaatkan potensi besar pasar data center, keamanan harus menjadi prioritas utama.
Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat membangun industri data center yang kuat, aman, dan terpercaya, serta mampu bersaing di pasar global.