RaksasaBisnis
Bank Jumbo Berlomba Genjot Penyaluran Kredit di 2024
Rifinet.com, Jakarta– Persaingan sengit terjadi di antara bank-bank raksasa Indonesia, atau yang dikenal sebagai bank jumbo, dalam menyalurkan kredit pada lima bulan pertama tahun 2024.
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit yang signifikan, mencerminkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi nasional.
BRI Memimpin Pertumbuhan Kredit
BRI, sebagai bank dengan fokus utama pada segmen UMKM, berhasil membukukan pertumbuhan kredit tertinggi di antara bank-bank jumbo lainnya.
Hingga Mei 2024, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.266,4 triliun, tumbuh 11,2% secara year-on-year (yoy). Dari jumlah tersebut, kredit UMKM mencapai Rp1.068 triliun, atau setara dengan 84,4% dari total portofolio kredit BRI.
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit BRI didorong oleh strategi perusahaan yang berfokus pada pemberdayaan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
Selain itu, BRI juga aktif mengembangkan layanan digitaluntuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan.
BCA dan BNI Mengikuti Ketat
BCA, sebagai bank swasta terbesar di Indonesia, juga mencatatkan pertumbuhan kredit yang mengesankan. Pada periode yang sama, BCA menyalurkan kredit sebesar Rp721,9 triliun, tumbuh 10,7% yoy. Pertumbuhan kredit BCA terutama ditopang oleh segmen korporasi dan konsumer.
Sementara itu, BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp659,2 triliun, tumbuh 9,8% yoy. BNI fokus pada pengembangan bisnis di sektor infrastruktur, energi, dan komoditas. Selain itu, BNI juga aktif mendukung program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional.
Bank Mandiri Fokus pada Kualitas Aset
Berbeda dengan bank-bank jumbo lainnya yang mengejar pertumbuhan kredit secara agresif, Bank Mandiri lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Hingga Mei 2024, Bank Mandiri menyalurkan kredit sebesar Rp1.168,8 triliun, tumbuh 8,5% yoy.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menjelaskan bahwa Bank Mandiri lebih memprioritaskan kualitas aset daripada kuantitas. Bank Mandiri fokus pada penyaluran kredit kepada sektor-sektor yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan risiko yang terkendali.
Faktor Pendorong Pertumbuhan Kredit
Pertumbuhan kredit yang signifikan pada bank-bank jumbo didorong oleh beberapa faktor, antara lain:
- Pemulihan ekonomi nasional: Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif pada tahun 2024 meningkatkan kepercayaan diri pelaku usaha untuk melakukan ekspansi bisnis, sehingga mendorong permintaan kredit.
- Kebijakan moneter akomodatif: Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan pada level rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini membuat suku bunga kredit menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat.
- Program pemerintah: Pemerintah meluncurkan berbagai program untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, seperti program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program-program ini memberikan stimulus bagi pertumbuhan kredit.
Prospek Pertumbuhan Kredit ke Depan
Bank-bank jumbo optimistis bahwa pertumbuhan kredit akan terus berlanjut pada semester kedua tahun 2024. Hal ini didorong oleh prospek pemulihan ekonomi nasional yang semakin kuat dan kebijakan pemerintah yang mendukung.
Namun, bank-bank jumbo juga perlu mewaspadai risiko-risiko yang dapat menghambat pertumbuhan kredit, seperti kenaikan inflasi, gejolak nilai tukar rupiah, dan ketidakpastian global.
Analisis Lebih Lanjut
Persaingan antara bank-bank jumbo dalam menyalurkan kredit merupakan hal yang positif bagi perekonomian Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perbankan memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, bank-bank jumbo juga perlu memperhatikan kualitas aset dalam menyalurkan kredit. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas sektor perbankan dan mencegah terjadinya krisis keuangan.
Selain itu, bank-bank jumbo juga perlu terus berinovasi dalam mengembangkan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini penting untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.