RaksasaBisnis
Bakrie vs Rothschild, Dari Kongsi Bisnis Hingga Saling Ejek di Media Sosial
Rifinet.com– Kisah perseteruan antara dua konglomerat ternama, Bakrie dan Rothschild, kembali menjadi sorotan. Awalnya, kedua keluarga ini menjalin kerjasama bisnis melalui Bumi Plc pada tahun 2010, dengan tujuan membuka akses bagi investor London terhadap potensi tambang batu bara Indonesia. Namun, kerjasama ini tidak berjalan mulus.
Rothschild menuduh Bakrie melakukan penyelewengan dana perusahaan, sementara Bakrie balik menuduh Rothschild mencuri data perusahaan untuk kepentingan pribadi. Puncak perseteruan terjadi ketika Nathaniel Rothschild mempertanyakan penempatan dana investasi Bumi senilai US$ 867 juta kepada pihak-pihak yang terafiliasi dengan Bakrie.
Perselisihan ini akhirnya mereda setelah Bakrie mengembalikan saham Bumi Plc dan mengambil kembali saham Bumi Resources dari Rothschild. Tak hanya itu, Bakrie juga membeli kembali 84,7% saham BRAU yang dikuasai Bumi Plc.
Namun, drama belum berakhir. Perpisahan bisnis ini berlanjut ke perang terbuka di media sosial antara Aga Bakrie, anak Nirwan Bakrie, dan Nat Rothschild. Saling ejek dan sindiran di Twitter (kini X) menjadi konsumsi publik, menambah panas suasana.
Profil Keluarga Rothschild dan Teori Konspirasi
Keluarga Rothschild, yang telah membangun kerajaan bisnis sejak abad ke-18, kerap menjadi sasaran teori konspirasi. Mereka dikaitkan dengan Illuminati, Tatanan Dunia Baru, dan kelompok uang gelap lainnya yang diduga mengendalikan pemerintah dunia. Bahkan, keluarga Rothschild dituduh memicu perang demi keuntungan pribadi, mendanai Holocaust, hingga membunuh presiden AS.
Klaim kekayaan keluarga ini mencapai US$ 350 miliar atau lebih dari Rp 5.000 triliun, dan mereka disebut-sebut mengendalikan hampir seluruh sistem perbankan dunia. Namun, artikel Financial Times tahun 2010 mengungkapkan bahwa meskipun telah melewati berbagai tantangan selama lebih dari 200 tahun, dinasti Rothschild tetap eksis.
Bisnis inti perbankan mereka saat ini dikelola oleh generasi ketujuh dan sebagian besar masih dimiliki oleh keturunan Mayer Amschel, pendiri dinasti ini. Meskipun dalam skala yang lebih kecil dibandingkan masa kejayaannya pada abad ke-19, bisnis Rothschild tetap bergerak di berbagai sektor seperti real estat, layanan keuangan, pertanian, energi, pertambangan, pembuatan anggur, dan kegiatan nirlaba.
Perseteruan Bakrie dan Rothschild menjadi pengingat bahwa bahkan konglomerat ternama pun tak luput dari konflik bisnis. Dari kerjasama yang menjanjikan hingga perang terbuka di media sosial, kisah ini memberikan gambaran tentang dinamika dunia bisnis yang penuh tantangan dan intrik. (long/fine)