RaksasaBisnis
Asei Waspadai Lonjakan Klaim Asuransi Perdagangan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Rifinet.com, Jakarta – PT AsuransiAsei Indonesia mencatat lonjakan klaim asuransi perdagangan di tengah situasi ekonomi yang belum stabil. Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya risiko gagal bayar dari perusahaan pembeli kepada penjual atau eksportir akibat kondisi ekonomi yang tidak menentu.
“Saat ini sudah ada beberapa peningkatan pengajuan klaim atas risiko tersebut [klaim asuransi perdagangan] ,” ungkap Eko Sulistyo Raharjo, Kepala Divisi Klaim dan Subrogasi PT Asuransi Asei Indonesia.
Laporan keuangan Asei per Juli 2024 menunjukkan beban klaim bruto perusahaan mencapai Rp70,55 miliar, naik 4,14% dibanding Juni 2024. Asuransi perdagangan, produk andalan Asei, memberikan perlindungan kepada penjual (eksportir) dari risiko gagal bayar oleh pembeli (importir).
Penerapan Aturan Asuransi Kredit Masih Terkendala
Sementara itu, penerapan asuransi kredit berdasarkan POJK Nomor 20 Tahun 2023 yang mengatur pembagian risiko masih menghadapi tantangan. Banyak bank belum sepenuhnya siap dengan mekanisme risk sharing yang mengharuskan mereka menanggung setidaknya 25% dari risiko kredit.
“Beberapa bank merasa beban tambahan ini dapat mempengaruhi profitabilitas mereka, terutama jika kredit bermasalah atau NPL meningkat,” jelas Eko.
Selain itu, akses terhadap data kredit dan debitur yang diasuransikan serta integrasi data antara bank dan perusahaan asuransi juga menjadi kendala dalam implementasi aturan ini.
Asei Optimistis Hadapi Tantangan
Meskipun menghadapi tantangan, Asei tetap optimistis. Perusahaan terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait aturan asuransi kredit kepada para pemangku kepentingan. Asei juga berkomitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanannya guna memenuhi kebutuhan nasabah di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah. (alief/fine)