Connect with us

RaksasaBisnis

AS Investigasi TSMC, Diduga Pasok Chip Canggih ke Huawei

Published

on

Rifinet.com, Jakarta– Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) tengah melakukan investigasi mendalam terhadap Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), produsen chip terbesar di dunia.

Investigasi ini dipicu oleh kekhawatiran bahwa TSMC telah memasok chip canggih kepada Huawei Technologies Co. Ltd., meskipun perusahaan teknologi raksasa China tersebut telah dilarang mendapatkan teknologi AS sejak tahun 2020. Chip canggih yang diduga dipasok tersebut termasuk chip Kirin 9000s yang digunakan di ponsel Mate 60 Pro dan chip AI Ascend.

Dugaan ini mencuat ke permukaan setelah The Information, sebuah media teknologi terkemuka, melaporkan bahwa Departemen Perdagangan AS telah secara langsung menanyakan kepada TSMC tentang kemungkinan pasokan chip ke Huawei, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa pemerintah AS mencurigai chip Kirin 9000s dan Ascend, yang seharusnya memerlukan komponen yang tidak dapat diakses Huawei karena sanksi, berasal dari TSMC. Chip Kirin 9000s sendiri diproduksi dengan teknologi proses manufaktur 5nm yang sangat canggih, menunjukkan kemampuan teknologi yang signifikan.

Menanggapi tudingan tersebut, TSMC dengan tegas menyatakan komitmennya untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. “TSMC adalah perusahaan yang taat hukum dan berkomitmen untuk memastikan kepatuhan terhadap semua aturan dan regulasi yang berlaku. Kami akan bekerja sama sepenuhnya dengan investigasi Departemen Perdagangan AS,” ujar seorang juru bicara TSMC dalam sebuah pernyataan resmi.

Advertisement

Perusahaan menegaskan bahwa mereka tidak akan melakukan tindakan apapun yang dapat membahayakan reputasi dan integritas mereka sebagai salah satu pemimpin global dalam industri semikonduktor.

Di sisi lain, Huawei mengklaim bahwa chip Kirin 9000s diproduksi oleh Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC), perusahaan manufaktur chip terbesar di China. Namun, beberapa laporan sebelumnya mengindikasikan bahwa chip Kirin 9006s yang digunakan di laptop Huawei Qingyan L450 juga dipasok oleh TSMC.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang validitas klaim Huawei dan memperkuat kecurigaan adanya keterlibatan TSMC dalam pasokan chip ke Huawei. Jika terbukti benar, maka Huawei dapat dikatakan telah berhasil menemukan cara untuk menghindari sanksi AS dan mendapatkan akses ke teknologi chip canggih.

Baca Juga:  Nvidia Rajai Puncak, Singkirkan Apple dan Microsoft sebagai Perusahaan Termahal di Dunia

Pemerintah AS memberlakukan sanksi terhadap Huawei pada tahun 2020 dengan alasan perusahaan tersebut menimbulkan risiko keamanan nasional. Sanksi tersebut melarang Huawei membeli chip yang dibuat menggunakan teknologi AS dan mendapatkan peralatan manufaktur chip.

Tujuan utama dari sanksi ini adalah untuk melumpuhkan bisnis smartphone dan infrastruktur telekomunikasi Huawei, yang dianggap AS sebagai ancaman potensial terhadap keamanan nasionalnya. AS khawatir bahwa peralatan telekomunikasi Huawei dapat digunakan oleh pemerintah China untuk melakukan spionase dan kegiatan berbahaya lainnya.

Advertisement

Sanksi ini berdampak signifikan terhadap bisnis Huawei. Pangsa pasar smartphoneHuawei menurun drastis, dari posisi puncak menjadi pemain pinggiran di pasar global. Perusahaan tersebut juga kehilangan akses ke teknologi chip canggih, yang menghambat kemampuannya untuk mengembangkan produk dan layanan baru.

Namun, Huawei terus berinovasi dan mencari cara untuk mengatasi sanksi tersebut, termasuk dengan mengembangkan chip sendiri dan menjalin kemitraan dengan perusahaan teknologi lainnya. Huawei juga mengalihkan fokus bisnisnya ke bidang lain, seperti cloud computingdan kendaraan listrik.

Chip Kirin 9000s yang diduga dipasok oleh TSMC merupakan chip flagship yang dirancang untuk smartphonedan perangkat lainnya. Chip ini dibangun dengan proses manufaktur 5nm yang sangat canggih dan menawarkan peningkatan kinerja dan efisiensi energi yang signifikan dibandingkan dengan pendahulunya.

Kehadiran chip Kirin 9000s di ponsel Mate 60 Pro menunjukkan bahwa Huawei masih mampu menghasilkan smartphonecanggih meskipun ada sanksi, dan hal ini menimbulkan kekhawatiran di AS bahwa sanksi tersebut tidak efektif dalam menghambat kemajuan teknologi Huawei. Keberhasilan Huawei dalam mendapatkan chip canggih ini dapat diartikan sebagai sebuah kemenangan simbolik bagi perusahaan tersebut dalam menghadapi tekanan dari AS.

Baca Juga:  Intel dan Samsung Berkolaborasi, Potensi Guncangan Industri Chip Global

Chip Ascend adalah chip AI yang dirancang untuk aplikasi artificial intelligence (AI). Chip ini menawarkan kinerja tinggi dan efisiensi energi yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi AI yang kompleks, seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami, dan kendaraan otonom.

Advertisement

AS khawatir bahwa chip Ascend dapat digunakan oleh Huawei untuk mengembangkan teknologi AI yang canggih yang dapat mengancam kepentingan keamanan nasional AS, terutama dalam konteks persaingan teknologi dan militer antara AS dan China. AS khawatir bahwa China dapat menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan kemampuan militernya dan memperoleh keunggulan strategis atas AS.

Investigasi Departemen Perdagangan AS terhadap TSMC memiliki implikasi yang signifikan bagi industri semikonduktor global. Jika TSMC terbukti melanggar sanksi AS, perusahaan tersebut dapat dikenakan denda yang besar dan pembatasan ekspor lebih lanjut.

Hal ini dapat mengganggu rantai pasokan global dan mempengaruhi produksi berbagai perangkat elektronik, mulai dari smartphonedan komputer hingga mobil dan peralatan medis. Gangguan pada rantai pasokan ini dapat menyebabkan kelangkaan chip dan kenaikan harga produk elektronik di seluruh dunia.

Selain itu, investigasi ini juga dapat meningkatkan ketegangan antara AS dan China. China telah berulang kali mengkritik sanksi AS terhadap Huawei dan perusahaan teknologi China lainnya, dengan menganggapnya sebagai upaya AS untuk menekan pertumbuhan ekonomi dan teknologi China.

Jika TSMC terbukti melanggar sanksi, China dapat melihatnya sebagai eskalasi konflik teknologi antara kedua negara dan dapat memicu tindakan balasan dari China. Tindakan balasan ini dapat berupa sanksi terhadap perusahaan AS yang beroperasi di China atau pembatasan ekspor bahan mentah yang dibutuhkan oleh industri semikonduktor global.

Advertisement

Masa depan Huawei dan industri semikonduktor global masih tidak pasti. Sanksi AS telah memberikan dampak yang signifikan terhadap Huawei, tetapi perusahaan tersebut terus berinovasi dan mencari cara untuk bertahan hidup.

Baca Juga:  Zotac Dirikan Pabrik GPU GeForce di Batam, Indonesia Jadi Pusat Produksi Teknologi Asia Tenggara?

Salah satu strategi Huawei adalah dengan mengembangkan ekosistem perangkat lunak dan layanan sendiri, yang tidak bergantung pada teknologi AS. Huawei juga terus berinvestasi dalam riset dan pengembangan untuk menciptakan teknologi baru yang dapat menggantikan teknologi AS yang tidak dapat diaksesnya.

Industri semikonduktor global juga menghadapi tantangan yang semakin besar. Kekurangan chip yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah mengganggu produksi berbagai perangkat elektronik dan menyebabkan kenaikan harga. Meningkatnya biaya produksi chip juga menjadi beban bagi perusahaan semikonduktor.

Selain itu, persaingan geopolitik yang semakin intensif, terutama antara AS dan China, menciptakan ketidakpastian dan risiko bagi industri semikonduktor. Perusahaan semikonduktor harus menavigasi lingkungan geopolitik yang kompleks ini dan menyesuaikan strategi bisnis mereka untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang.

Investigasi Departemen Perdagangan AS terhadap TSMC merupakan perkembangan terbaru dalam dinamika yang kompleks ini. Hasil investigasi ini akan memiliki implikasi yang signifikan bagi masa depan Huawei, TSMC, dan industri semikonduktor global secara keseluruhan.

Advertisement

Jika TSMC terbukti melanggar sanksi, hal ini dapat memperkuat tekad AS untuk menerapkan sanksi terhadap Huawei dan perusahaan teknologi China lainnya. Di sisi lain, jika TSMC terbukti tidak bersalah, hal ini dapat melemahkan argumen AS untuk memberlakukan sanksi dan membuka peluang bagi Huawei untuk memulihkan aksesnya ke teknologi chip canggih.

Perkembangan lebih lanjut dari kasus ini akan terus dipantau dengan cermat oleh para pemain industri dan pemerintah di seluruh dunia. Kasus ini menunjukkan kompleksitas dan tingginya taruhan dalam persaingan teknologi global, di mana kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan nasional saling berkaitan. Industri semikonduktor berada di garis depan persaingan ini, dan perusahaan seperti TSMC dan Huawei harus menavigasi tantangan dan peluang yang timbul dengan hati-hati. (nova/fine)