PerisaiDigital
Ancaman Ransomware: 7 Kasus Terbesar yang Mengguncang Dunia
Rifinet.com – Insiden peretasan yang mengganggu Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Indonesia baru-baru ini menjadi pengingat akan ancaman nyata ransomwaredi era digital.
Kasus ini, yang melibatkan tuntutan tebusan Rp130 miliar oleh kelompok LockBit, menambah daftar panjang serangan siber yang merugikan baik individu maupun institusi di seluruh dunia.
Ransomware: Apa dan Bagaimana?
Ransomware adalah jenis malwareyang mengenkripsi data korban, membuatnya tidak dapat diakses. Penyerang kemudian menuntut pembayaran tebusan sebagai imbalan untuk kunci dekripsi.
Serangan ransomware adalah tindakan kriminal yang bertujuan untuk memeras uang dari korban dengan mengancam akan menghapus atau membocorkan data mereka jika tebusan tidak dibayarkan.
Bagaimana ransomware bekerja? Ransomware biasanya disebarkan melalui email phishing, lampiran berbahaya, atau eksploitasi kerentanan perangkat lunak. Setelah menginfeksi sistem, ransomware mengenkripsi file dan menampilkan pesan yang menuntut tebusan.
Kenapa bisa kena ransomware? Pengguna dapat terinfeksi ransomwarejika tidak berhati-hati saat membuka email atau lampiran yang mencurigakan, tidak memperbarui perangkat lunak secara teratur, atau tidak menggunakan perangkat lunak keamanan yang memadai.
Apa dampak dari ransomware? Dampak dari serangan ransomwarebisa sangat merugikan, termasuk:
- Kehilangan data: Data yang terenkripsi mungkin tidak dapat dipulihkan jika tebusan tidak dibayarkan atau jika kunci dekripsi tidak tersedia.
- Gangguan operasional: Sistem yang terinfeksi mungkin tidak dapat digunakan, mengganggu aktivitas bisnis atau layanan penting.
- Kerugian finansial: Selain membayar tebusan, korban mungkin juga mengalami kerugian finansial akibat kehilangan produktivitas, biaya pemulihan data, dan kerusakan reputasi.
Siapa yang menciptakan ransomware?Ransomwarebiasanya dibuat oleh kelompok peretas atau penjahat siber yang termotivasi oleh keuntungan finansial. Mereka sering beroperasi di negara-negara yang memiliki penegakan hukum siber yang lemah atau tidak ada.
Kasus-Kasus Ransomware Terbesar di Dunia
- WannaCry (2017): Serangan global ini menginfeksi lebih dari 230.000 komputer di 150 negara, menuntut tebusan Bitcoin senilai US$4 miliar. WannaCry mengeksploitasi kerentanan di sistem operasi Windows dan menyebabkan gangguan besar pada layanan kesehatan, bisnis, dan infrastruktur penting.
- Mount Locker (2020): Perusahaan Amey PLC di Inggris menjadi korban serangan Mount Locker, yang mencuri dokumen rahasia dan menuntut tebusan US$2 miliar. Meskipun tebusan tidak dibayarkan, dokumen tersebut dipublikasikan secara online.
- Hive (2021): Kelompok peretas Hive menyerang MediaMarkt, salah satu peritel elektronik terbesar di Eropa. Serangan ini melumpuhkan ribuan server dan mengganggu operasional toko di beberapa negara, dengan tuntutan tebusan mencapai US$240 juta.
- REvil (2021): Perusahaan teknologi Kaseya di Florida menjadi target REvil, yang menuntut US$70 juta untuk memulihkan sistem yang terinfeksi ransomware. Serangan ini juga berdampak pada ratusan bisnis lain yang menggunakan perangkat lunak Kaseya.
- CNA Financial Corporation (2021): Perusahaan asuransi ini membayar tebusan US$40 juta setelah diserang ransomware yang mencuri data sensitif dan mengganggu operasional.
- Conti Group (2022): Pemerintah Kosta Rika menjadi korban serangan Conti Group, yang melumpuhkan sistem pajak dan bea cukai serta mencuri data penting. Tuntutan tebusan mencapai US$20 juta.
- Netwalker (2020): Universitas California membayar tebusan US$1,14 juta setelah Netwalker mengenkripsi server yang berisi data penelitian dan layanan publik.
Indonesia: Target Empuk Serangan Siber
Berdasarkan laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Indonesia mencatat 279,84 juta serangan siber pada tahun 2023. Serangan ransomwareseperti yang dialami PDNS 2 menunjukkan bahwa Indonesia menjadi target empuk bagi para penjahat siber.
Langkah-Langkah Pencegahan
Untuk melindungi diri dari ransomware, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan berikut:
- Cadangkan data secara teratur: Cadangan data yang aman dan terbaru memungkinkan pemulihan data jika terjadi serangan.
- Perbarui perangkat lunak: Pembaruan perangkat lunak sering kali mencakup perbaikan keamanan yang dapat mencegah eksploitasi kerentanan.
- Gunakan perangkat lunak keamanan:Antivirus dan anti-malware dapat membantu mendeteksi dan memblokir ancaman ransomware.
- Berhati-hati terhadap email dan lampiran yang mencurigakan:Ransomware sering disebarkan melalui email phishing.
- Edukasi pengguna: Kesadaran akan ancaman ransomware dan praktik keamanan yang baik dapat membantu mencegah infeksi.
Kesimpulan
Serangan ransomware merupakan ancaman serius yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi individu dan organisasi. Dengan memahami risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri dari ancaman ini dan menjaga keamanan data kita di era digital.