Connect with us

DenyutPasar

Allo Bank Belum Terima Kabar Divestasi Saham oleh Bukalapak

Published

on

Rifinet.com, Jakarta– Rumor divestasi saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) oleh PT Bukalapak Tbk (BUKA) menggemparkan pasar modal Indonesia. Kabar yang beredar di kalangan pelaku pasar menyebutkan bahwa Bukalapak berencana melepas seluruh kepemilikan sahamnya di Allo Bank. Menanggapi hal ini, Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo, mengaku belum menerima informasi resmi terkait rencana tersebut.

“Sejauh ini kami tidak tahu perihal adanya rencana perseroan melakukan divestasi saham BBHI,” ujar Indra saat dikonfirmasi pada Senin (7/10/2024).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 7 Oktober 2024, Bukalapak tercatat memiliki 11,49% saham BBHI. Jika divestasi benar terjadi, kepemilikan saham Allo Bank akan mengalami perubahan signifikan.

Menariknya, di tengah kabar divestasi ini, muncul pula rumor bahwa Bukalapak akan diakuisisi oleh Temu, platform e-commerce asal China yang tengah gencar berekspansi secara global. Temu yang berambisi menguasai pasar Indonesia, dilaporkan tengah menjajaki berbagai strategi untuk menembus pasar e-commerceIndonesia yang didominasi oleh pemain lokal seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak.

Akuisisi Bukalapak dipandang sebagai langkah strategis bagi Temu untuk mempercepat penetrasi pasar. Dengan mengakuisisi Bukalapak, Temu dapat langsung memanfaatkan infrastruktur, jaringan logistik, dan basis pengguna Bukalapak yang sudah mapan. Selain itu, akuisisi ini juga memungkinkan Temu untuk memperoleh akses ke berbagai layanan keuangan digital yang ditawarkan oleh Bukalapak, seperti pembayaran digital, kredit online, dan investasi.

Advertisement

Namun, rencana ekspansi Temu ke Indonesia mendapat tanggapan beragam. Pemerintah menyatakan kewaspadaannya terhadap potensi masuknya produk-produk China yang dapat mengancam eksistensi UMKM lokal. Beberapa pengamat juga menyoroti risiko monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat jika Temu berhasil menguasai pangsa pasar e-commercedi Indonesia.

Di tengah pusaran rumor divestasi dan akuisisi ini, saham BUKA justru menunjukkan performa positif. Pada perdagangan Senin (7/10/2024), saham BUKA melesat lebih dari 30% menyentuh level Rp153, sebelum akhirnya ditutup pada level Rp147, atau naik 27,83% dibandingkan hari sebelumnya. Lonjakan harga ini mendorong kapitalisasi pasar BUKA menjadi Rp14,85 triliun.

Volume perdagangan saham BUKA juga tercatat sangat tinggi, mencapai 4,02 miliar saham dengan nilai transaksi Rp572,7 miliar. Frekuensi perdagangan mencapai 46.077 kali, menunjukkan tingginya antusiasme investor terhadap saham BUKA.

Sejumlah analis menilai, pergerakan saham BUKA yang signifikan ini didorong oleh spekulasi pasar terkait rumor akuisisi oleh Temu. Investor tampaknya optimis bahwa akuisisi tersebut akan memberikan dampak positif bagi kinerja dan prospek BUKA di masa depan.

“Rumor akuisisi oleh Temu jelas menjadi katalis positif bagi saham BUKA. Investor berharap akuisisi ini dapat mendorong pertumbuhan bisnis BUKA dan meningkatkan pangsa pasar di industri e-commerce yang semakin kompetitif,” ujar Reza Priyambada, Analis Pasar Modal dari Indo Premier Sekuritas.

Advertisement

Namun, beberapa analis lainnya mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati dan tidak terlalu terbawa euforia pasar. Pasalnya, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak BUKA maupun Temu terkait rencana akuisisi tersebut.

“Investor perlu memperhatikan bahwa rumor akuisisi ini masih sebatas spekulasi. Belum ada kepastian apakah akuisisi tersebut akan benar-benar terjadi. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap bijak dalam mengambil keputusan investasi,” kata Yuganur Wijanarko, Analis Pasar Modal dari Mirae Asset Sekuritas.

Divestasi saham BBHI oleh BUKA, jika benar terjadi, diperkirakan tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap operasional Allo Bank. Pasalnya, BUKA hanya merupakan salah satu dari sejumlah pemegang saham Allo Bank. Selain Bukalapak, Allo Bank juga didukung oleh investor strategis lainnya seperti CT Corp, Grab, Traveloka, dan Carro.

“Kepemilikan saham BUKA di Allo Bank tidak terlalu besar. Oleh karena itu, divestasi tersebut diperkirakan tidak akan mempengaruhi struktur kepemilikan dan kendali Allo Bank secara signifikan,” jelas Maximilianus Nico Demus, Analis Pasar Modal dari BNI Sekuritas.

Namun, divestasi tersebut dapat memberikan sinyal negatif kepada pasar terkait prospek Allo Bank. Investor mungkin akan mempertanyakan alasan di balik keputusan BUKA untuk melepas saham BBHI.

Advertisement

“Divestasi saham BBHI oleh BUKA dapat diartikan sebagai kurangnya kepercayaan BUKA terhadap prospek Allo Bank. Hal ini dapat mempengaruhi sentimen pasar terhadap saham BBHI,” ujar Ferry Wong, Analis Pasar Modal dari Panin Sekuritas.

Di sisi lain, akuisisi Bukalapak oleh Temu berpotensi memberikan dampak positif bagi Allo Bank. Dengan dukungan Temu, Bukalapak diharapkan dapat meningkatkan basis pengguna dan volume transaksi, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada penggunaan layanan keuangan digital Allo Bank.

“Akuisisi Bukalapak oleh Temu dapat meningkatkan sinergi antara Bukalapak dan Allo Bank. Dengan meningkatnya basis pengguna dan volume transaksi Bukalapak, potensi penggunaan layanan Allo Bank juga akan semakin besar,” jelas David Sutyanto, Analis Pasar Modal dari First Asia Capital.

Rumor divestasi saham BBHI oleh BUKA dan akuisisi BUKA oleh Temu telah menciptakan dinamika menarik di pasar modal. Investor perlu memperhatikan perkembangan terbaru dan melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi. Diperlukan kehati-hatian dan pertimbangan yang matang dalam menyikapi rumor yang beredar, serta memantau perkembangan terbaru dari pihak BUKA, Temu, dan Allo Bank. (alief/syam)

Advertisement