CakrawalaTekno
Perplexity AI Siap Pasang Iklan, Tantang Google di Ranah Pencarian AI

Rifinet.com – Perplexity AI, perusahaan rintisan kecerdasan buatan yang sempat tersandung kontroversi plagiarisme konten, siap meluncurkan iklan di aplikasi pencariannya pada kuartal keempat tahun ini. Langkah ini menandai babak baru dalam persaingan sengit di ranah pencarian berbasis AI, terutama melawan raksasa seperti Google.
Menurut laporan CNBC, Perplexity tengah gencar mempromosikan jangkauan dan peningkatan penggunaan aplikasinya. Data internal perusahaan menunjukkan aplikasi ini telah diunduh lebih dari dua juta kali dan menjawab lebih dari 230 juta permintaan pencarian per bulan. Pertumbuhan signifikan tercatat di Amerika Serikat, dengan peningkatan permintaan pencarian hingga delapan kali lipat dalam setahun terakhir.
Perplexity berhasil menggalang dana baru pada bulan April lalu, yang mendongkrak valuasinya menjadi lebih dari $1 miliar, dua kali lipat dari tiga bulan sebelumnya. Namun, popularitas yang meroket ini juga menyoroti kekhawatiran tentang cara perusahaan mengambil konten dari sumber lain.
Forbes dan Wired sebelumnya melaporkan temuan plagiarisme konten mereka di platform Perplexity. Perusahaan merespons dengan melakukan perubahan pada cara fitur “Pages” mengutip sumber, serta memastikan respons pencarian lebih baik dalam memberikan atribusi langsung kepada sumber konten.
Bulan lalu, Perplexity meluncurkan model bagi hasil pendapatan, memberi peluang bagi penerbit untuk mendapatkan uang melalui mesin pencarinya. Setiap kali pengguna mengajukan pertanyaan dan Perplexity menghasilkan pendapatan iklan dari mengutip artikel dalam jawabannya, Perplexity akan berbagi persentase pendapatan tersebut dengan penerbit.
Beberapa media ternama seperti Fortune, Time, Entrepreneur, The Texas Tribune, Der Spiegel, dan WordPress termasuk yang pertama bergabung dengan “Program Penerbit” Perplexity.
Dengan model iklan CPM (cost per thousand impressions), Perplexity dikabarkan akan mematok harga lebih dari $50 per seribu tayangan. Kategori iklan utama yang ditargetkan meliputi teknologi, kesehatan, farmasi, seni dan hiburan, keuangan, serta makanan dan minuman.
Perplexity mengklaim lebih dari 80% penggunanya memiliki gelar sarjana, 30% berada di posisi kepemimpinan senior, dan 65% berprofesi di bidang kerah putih berpenghasilan tinggi seperti kedokteran, hukum, dan teknik perangkat lunak.
Langkah Perplexity ini dipandang sebagai tantangan serius bagi Google, terutama di tengah meningkatnya popularitas pencarian berbasis AI. OpenAI, yang memulai tren AI generatif dengan ChatGPT, telah meluncurkan mesin pencari SearchGPT. Google sendiri merespons dengan meluncurkan “AI Overviews” yang memberikan ringkasan jawaban cepat di bagian atas hasil pencarian.
Persaingan di ranah pencarian berbasis AI semakin memanas. Perplexity, dengan model bisnis baru dan pertumbuhan pengguna yang pesat, siap menjadi pemain utama yang menantang dominasi Google. (nova/fine)
