RaksasaBisnis
Microsoft Mundur dari OpenAI, Ada Apa?
Rifinet.com– Microsoft mengumumkan akan melepas kursi pengamatnya di dewan OpenAI di tengah pengawasan ketat terhadap kecerdasan buatan (AI) generatif di Eropa dan AS.
Langkah ini diambil untuk menghindari potensi masalah antitrust dan menjaga independensi OpenAI.
Keputusan ini diungkapkan dalam surat yang dikirim oleh wakil penasihat umum Microsoft, Keith Dolliver, kepada OpenAI pada Selasa malam.
Dolliver menjelaskan bahwa posisi pengamat telah memberikan wawasan berharga tentang aktivitas dewan tanpa mengorbankan independensi OpenAI.
Namun, Dolliver menambahkan bahwa posisi tersebut tidak lagi diperlukan karena Microsoft telah “menyaksikan kemajuan signifikan dari dewan yang baru dibentuk.”
Keputusan ini diambil di tengah kekhawatiran Komisi Eropa dan Competition and Markets Authority (CMA) Inggris tentang potensi masalah antitrust yang timbul dari hubungan erat antara Microsoft dan OpenAI.
Meskipun Uni Eropa menyimpulkan bahwa posisi pengamat tidak memengaruhi independensi OpenAI, regulator tetap mencari pandangan pihak ketiga tambahan terkait kesepakatan tersebut.
Microsoft mengambil posisi non-voting di dewan OpenAI pada November lalu sebagai upaya meredakan pertanyaan tentang minat Microsoft pada startuptersebut.
Investasi Microsoft di OpenAI dilaporkan telah mencapai $13 miliar, menjadikan Microsoft sebagai pemimpin dalam pengembangan model AI dasar.
Keputusan Microsoft untuk melepas kursi dewan OpenAI dipandang sebagai langkah strategis untuk menghindari masalah antitrust dan menjaga independensi OpenAI.
“Sulit untuk tidak menyimpulkan bahwa keputusan Microsoft sangat dipengaruhi oleh pengawasan persaingan/antitrust yang sedang berlangsung terhadap pengaruhnya (dan pemain teknologi besar lainnya) terhadap pemain AI yang baru muncul seperti Open AI,” kata Alex Haffner, mitra kompetisi di firma hukum Fladgate.
Pelepasan kursidewan ini mencerminkan meningkatnya perhatian regulator terhadap hubungan antara perusahaan teknologi besar dan penyedia AI.
Hal ini mendorong perusahaan seperti Microsoft untuk mempertimbangkan kembali bagaimana mereka mengatur hubungan tersebut di masa depan.