RaksasaBisnis
Danamon dan MUFG Suntik Rp1,5 Triliun ke Startup Fintech, Siapa yang Beruntung?
Rifinet.com, Jakarta– Persaingan di industri teknologi finansial (fintech) Indonesia semakin sengit. Di tengah gempuran pemain baru dan dinamika pasar yang terus berubah, dukungan pendanaan menjadi faktor krusial bagi startup untuk berkembang dan bersaing. Kabar baik datang dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) dan perusahaan induknya, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG). Melalui MUFG Innovation Garuda No. 1 Limited Investment Partnership (MUIP Garuda Fund), keduanya menyiapkan dana segar sebesar US$100 juta atau setara Rp1,56 triliun untuk mendorong pertumbuhan startup fintech di Tanah Air.
MUFG mengalokasikan rata-rata investasi sebesar US$5 juta per startup. Artinya, diperkirakan akan ada 20 startup terpilih yang beruntung mendapatkan suntikan modal dari raksasa keuangan asal Jepang tersebut. Menariknya, MUFG memfokuskan pendanaan pada startup tahap Seri A ke atas. Startup pada tahap ini umumnya telah memiliki model bisnis yang teruji dan menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan.
“Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekosistem startup di Indonesia, termasuk melalui pengembangan sinergi bisnis yang memperkuat jaringan, meningkatkan kapabilitas digital, dan memperluas kolaborasi dengan pelaku fintech di Indonesia,” ungkap Ryusuke Hirota, Director overseeing Southeast Asia investment MUIP.
Sebagai langkah nyata, MUFG dan Danamon menyelenggarakan Danamon Investment Matching Fair. Lebih dari 50 startup berpartisipasi dalam ajang ini, di mana MUFG Group menyaring startup potensial yang siap menerima kucuran dana dari MUIP Garuda Fund. Jin Yoshida, Global Alliance Strategy Director Danamon, menjelaskan bahwa Danamon Investment Matching Fair juga bertujuan untuk memperluas ekosistem bisnis digital dan meningkatkan kolaborasi dalam sektor keuangan.
“Kami berharap, melalui penyelenggaraan investment matching ini, kami dapat mengidentifikasi peluang untuk memberikan dana investasi kepada startup yang dinilai memiliki potensi untuk bertumbuh dan menjadi sukses,” ujar Yoshida.
Langkah MUFG dan Danamon ini sejalan dengan tren investasi di Asia Tenggara. Berdasarkan laporan perusahaan data venture capital (VC) Magnitt yang dirilis pada Juli 2024, Asia Tenggara menduduki peringkat pertama di antara pasar negara berkembang sebagai kawasan yang paling banyak menampung pendanaan startup dari modal ventura sepanjang semester I/2024. Singapura, Indonesia, dan Thailand bahkan berhasil mengamankan posisi di 5 teratas. Total pendanaan di pasar modal berkembang alias emerging venture markets (EVM) mencapai US$3.469 miliar, turun 34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun mengalami penurunan 31% dari semester I/2023, Asia Tenggara masih memimpin dengan pendanaan sebesar US$2.209 juta, menguasai 64% dari total pendanaan EVM pada paruh pertama tahun ini. Sektor fintech di Indonesia memang menarik perhatian investor. Tingkat penetrasi internet dan smartphone yang tinggi, ditambah dengan populasi yang besar, menciptakan peluang pasar yang sangat menjanjikan.
Namun, startup fintech juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Perkembangan regulasi di sektor fintech yang dinamis menuntut startup untuk adaptif dan memastikan kepatuhan. Industri fintech di Indonesia semakin kompetitif dengan banyaknya pemain baru, baik lokal maupun asing. Startup fintech perlu memperkuat sistem keamanan siber untuk melindungi data pengguna dan menjaga kepercayaan. Tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia yang masih rendah menjadi tantangan tersendiri bagi startup fintech dalam memperluas jangkauan pasar.
Investasi MUFG dan Danamon di startup fintech diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan ekosistem fintech di Indonesia. Lebih dari sekadar pendanaan, MUFG dan Danamon juga berkomitmen untuk memberikan dukungan strategis kepada startup terpilih, seperti akses ke jaringan, keahlian, dan teknologi. Sinergi antara MUFG dan Danamon diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan startup fintech dan mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai startup yang akan menerima pendanaan, beberapa kriteria yang kemungkinan besar menjadi pertimbangan MUFG dan Danamon antara lain model bisnis yang inovatif dan berkelanjutan, tim manajemen yang solid, traksi pasar yang baik, dan kemampuan teknologi yang kuat. Dengan suntikan dana segar dari MUFG dan Danamon, startup fintech terpilih diharapkan dapat mempercepat inovasi, memperluas jangkauan pasar, dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia. (alief/syam)