FinTech
SLIK dan Skor Kredit: Kunci Penting Dorong Inklusi Keuangan di Indonesia
Rifinet.com, Jakarta– Asosiasi Pengelola Informasi Kredit (APIIK) menyoroti tantangan besar dalam pemanfaatan data keuangan di Indonesia. Padahal, dengan tingkat adopsi layanan keuangan yang sudah mencapai 85%, masih ada 97,74 juta orang dewasa atau 48% populasi yang belum memiliki rekening bank (data World Bank 2021).
APIIK, yang baru saja dibentuk oleh tiga Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) berizin OJK, melihat potensi besar dalam pemanfaatan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK dan skor kredit dari biro kredit swasta.
“Kami yakin kombinasi SLIK dan skor kredit dapat menjadi kunci untuk meningkatkan inklusi keuangan, terutama bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan,” ujar Yohanes Arts Abimanyu, Ketua Umum APIIK.
Studi terbaru yang dilakukan APIIK bersama EY Parthenon juga mendukung hal ini. Studi tersebut merekomendasikan agar Indonesia mempertahankan sistem ganda, di mana SLIK OJK berperan sebagai basis data terpusat dari lembaga jasa keuangan, sementara biro kredit swasta mengumpulkan data dari non-lembaga jasa keuangan untuk menghasilkan skor kredit.
Dengan skor kredit, lembaga keuangan dapat melakukan penilaian kelayakan kredit yang lebih akurat dan komprehensif. Hal ini akan membuka akses kredit bagi lebih banyak masyarakat, termasuk mereka yang sebelumnya kesulitan mendapatkan pinjaman karena kurangnya riwayat kredit di lembaga keuangan formal.
APIIK berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran publik dan pemangku kepentingan akan pentingnya peran biro kredit dalam menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif dan efisien.
Data Tambahan:
- Rasio utang rumah tangga terhadap PDB di Indonesia masih rendah, yaitu 16%, jauh di bawah negara-negara seperti India dan Filipina yang mencapai rata-rata 30%.
- Selain meningkatkan inklusi keuangan, pemanfaatan SLIK dan skor kredit juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis sektor keuangan di masa depan.