Connect with us

CakrawalaTekno

Raksasa Teknologi Peringatkan Risiko AI, Tapi Investasi Tetap Mengalir Deras

Published

on

Rifinet.com, Jakarta – Para raksasa teknologi, termasuk Google, Meta, dan Nvidia, tengah gencar berinvestasi dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Namun, mereka juga tak menutup mata akan potensi risiko yang mengintai.

Dalam laporan keuangan terbaru, perusahaan-perusahaan ini mengungkapkan kekhawatiran terkait penyalahgunaan AI, termasuk penyebaran disinformasi, pelanggaran hak cipta, hingga ancaman terhadap hak asasi manusia.

Meta, misalnya, menyoroti potensi AI dalam menyebarkan informasi palsu saat pemilihan umum, sementara Microsoft mengkhawatirkan masalah hak cipta yang mungkin timbul dari penggunaan model pelatihan dan hasil produk AI.

Nvidia, produsen chip AI terkemuka, bahkan telah merasakan dampak langsung dari kekhawatiran ini. Pada Oktober 2023, Presiden AS Joe Biden membatasi ekspor chipNvidia ke China, mengutip potensi penggunaan teknologi AI untuk tujuan militer.

Meski demikian, peringatan ini tidak menyurutkan semangat investasi di bidang AI. Google telah menggelontorkan dana sebesar US$100 miliar untuk pengembangan AI, sementara Meta meningkatkan investasi-nya dari US$35 miliar menjadi US$40 miliar.

Advertisement

Goldman Sachs memprediksi investasiAI global akan mencapai US$200 miliar pada tahun 2025.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki dampak AI terhadap produktivitas, inflasi, dan pasar tenaga kerja. “Masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah penerapan teknologi ini (AI) akan menghilangkan lapangan pekerjaan, menambah lapangan kerja yang ada, atau menciptakan lapangan kerja baru,” katanya.

Peringatan dari para raksasa teknologi ini memberikan gambaran yang lebih seimbang tentang tren AI yang tengah digaungkan oleh industri teknologi. Mereka mengakui potensi besar AI, namun juga menyadari pentingnya mengelola risiko yang menyertainya.