Connect with us

JagoCuan

Panduan Lengkap Keuangan & Asuransi Dari Ahli Untuk Gen Z

Published

on

Rifinet.com, Jakarta– Generasi Z, yang dikenal dengan semangat dinamis dan inovatifnya, kini tengah memasuki dunia kerja dan mulai membangun pondasi keuangan mereka. Namun, seiring dengan peluang yang terbuka lebar, tantangan finansial juga mengintai, mulai dari risiko kesehatan hingga kebutuhan masa depan. Menyadari hal ini, para ahli perencana keuangan turut memberikan perhatian khusus pada generasi ini, salah satunya Gembong Suwito, seorang Certified Financial Planner (CFP) berpengalaman.

Gembong menekankan bahwa Gen Z, meski umumnya masih muda dan sehat, tetap perlu memiliki perlindungan asuransi. Risiko sakit atau kecelakaan bisa menimpa siapa saja, dan asuransi kesehatan akan menjadi penyelamat finansial di saat-saat sulit. “Gen Z akan melewati berbagai risiko dalam hidup, termasuk risiko kesehatan. Asuransi kesehatan, minimal BPJS Kesehatan, adalah langkah awal yang penting,” ujar Gembong.

Selain asuransi kesehatan, Gembong juga menyarankan Gen Z yang telah menjadi tulang punggung keluarga untuk mempertimbangkan asuransi jiwa. Produk ini akan memberikan perlindungan finansial bagi keluarga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada pencari nafkah utama. Data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan bahwa penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih rendah, hanya sekitar 3,18% dari PDB pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat, termasuk Gen Z, yang belum memiliki perlindungan asuransi jiwa yang memadai.

Sebelum memutuskan membeli asuransi, Gembong mengingatkan Gen Z untuk memiliki tujuan keuangan yang jelas, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan tujuan yang terarah, Gen Z dapat membuat perencanaan keuangan yang lebih efektif dan fokus. “Tujuan keuangan yang jelas akan membantu Gen Z menentukan prioritas dan membuat keputusan finansial yang tepat,” jelas Gembong.

Langkah selanjutnya adalah membuat anggaran atau budgeting yang menghasilkan cash flow positif setiap bulan. Artinya, pemasukan harus lebih besar daripada pengeluaran. Cash flow positif ini penting untuk membentuk dana darurat, yang idealnya cukup untuk menutup kebutuhan hidup selama 3-6 bulan. Survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya sekitar 36% masyarakat Indonesia yang memiliki dana darurat yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat, termasuk Gen Z, yang rentan terhadap guncangan finansial akibat kejadian tak terduga.

Advertisement

Setelah memiliki dana darurat dan asuransi yang memadai, barulah Gen Z dapat mulai fokus pada investasi. Salah satu tujuan investasi yang penting adalah mempersiapkan dana pensiun. “Gen Z bisa memanfaatkan program dana pensiun yang disediakan perusahaan atau mulai berinvestasi secara mandiri dengan produk-produk yang sesuai dengan profil risiko mereka,” saran Gembong.

Penting bagi Gen Z untuk memahami bahwa investasi bukanlah skema cepat kaya, melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan kesabaran dan disiplin. Data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan bahwa jumlah investor pasar modal di Indonesia terus meningkat, terutama dari kalangan generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z semakin menyadari pentingnya investasi untuk masa depan finansial mereka.

Selain itu, Gembong juga mendorong Gen Z untuk terus meningkatkan nilai dan kompetensi diri. Dengan karier yang berkembang atau side hustleyang sukses, potensi penghasilan akan meningkat, sehingga memperbesar kemampuan untuk berinvestasi dan mencapai tujuan keuangan lainnya.

Untuk memudahkan Gen Z dalam mengatur keuangan, Gembong membagikan rumus praktis 10-20-30-40:

  1. 10% untuk Sosial Keagamaan: Alokasikan 10% dari penghasilan untuk kegiatan sosial dan keagamaan, seperti zakat, infak, sedekah, atau donasi.
  2. 20% untuk Masa Depan: Sisihkan 20% untuk asuransi (minimal asuransi kesehatan) dan investasi. Semakin besar alokasi untuk pos ini, semakin baik untuk masa depan finansial.
  3. 30% untuk Cicilan Produktif: Batasi cicilan produktif, seperti KPR atau kredit usaha, maksimal 30% dari penghasilan. Pastikan cicilan ini menghasilkan manfaat jangka panjang.
  4. 40% untuk Kebutuhan Hidup: Gunakan 40% untuk kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup.

Dengan mengikuti tips dari ahli keuangan dan menerapkan rumus 10-20-30-40, Gen Z dapat membangun fondasi keuangan yang kuat sejak dini. Asuransi akan memberikan perlindungan dari risiko tak terduga, sementara investasi akan membantu mencapai tujuan finansial jangka panjang.

Ingatlah, kunci sukses finansial adalah perencanaan yang matang, disiplin, dan konsistensi. Mulailah dari sekarang, dan nikmati masa depan yang cerah dan sejahtera! (gege/fine)

Advertisement